22.

14 5 5
                                    

"Bumi tanpa air itu mustahil, Begitupun aku tanpa mu."

Anjir quetosnya gak jelas banget :( mianhae guys







Sudah sekitar 30 menit-an Agas mengintrogasi Neneng yg baru saja pulang.

Satria yg memperhatikan adiknya itu merasa terlalu berlebihan dengan sikap Agas yg posesif (padahal gak ada hubungan apa pun).

Bahkan sepertinya Neneng mulai jengah dengan semua pertanyaan yg dilontarkan Agas, padahal jawabannya akan sama saja.

"Udah deh dek, lo tu berlebihan tau gak?!" Lerai Satria yg sudah tidak tahan dengan ocehan Agas kepada Neneng.

"Berlebihan gimana?!" Jawab Agas sewot, "Gua cuman nanyain doang, kalok si Daniel ngapa-ngapain Neneng gimana? Kalok sampe Neneng diapa-apain, siapa yg susah? Kita juga kan yg susah?!" Sulut Agas tak terima.

"Eh curut, bucin boleh, posesif jangan. Lo liat sendiri," Satria menunjuk Neneng. "Neneng gak kenapa-napa kan? Kalok lecet pun bisa dibawa ke bengkel."

Dikata speda kali ye si Neneng.

"Udah Neng, lo balik ke kamar aja. Biar gua yg ngurusin ni anak," Sambung Satria dengan membantu Neneng berdiri.

"I-iya sat" Jawab Neneng ragu.

Agas menghembuskan nafasnya kasar.

Dia diam sejenak, merenungkan semua perbuatannya tadi.

'Iya ya, dipikir pikir perbuatan gua tadi itu berlebihan deh. Emang gua sapanya si Neneng?! Nanti malah si Neneng ke ge'eran. Ah anjir goblok guaaa.......' Batin Agas.

"Kalok lo suka, ungkapin jan kek gini," Ucap Satria.

Agas tidak menanggapi kalimat Satria dan langsung pergi ke kamar abangnya, meninggalkan orang yg sedang duduk dan ingin berbicara dengan Agas.

"Sabar kan lah hambamu yg tak berdosa ini ya tuhan..." Gumam Satria.

======

"Selamat atas penobatan putra mahkotanya ya kanda" Karina tersenyum lebar. Dia sangat bangga dengan kekasihnya itu.

"Terimakasih karina. Ini juga berkat dukunganmu," balas Adimas.

"Tapi kanda, Karina tidak bisa berlama-lama menunggu." Karina menunduk, ia tidak berani berkontak mata dengan Adimas.

Adimas menangkup pipi Karina agar dia tidak menunduk.

"Saya berjanji Karina, setelah penobatan ini selesai dan saya sudah resmi menjadi putra mahkota, saya akan menikahimu. Saya berjanji."

Bukannya terharu, Karina malah tertawa terpingkal-pingkal. Sisi anggun Karina seketika hilang.

"K-kenapa kau tertawa?" Tanya Adimas yg kebingungan.

"Aku hanya bercanda kanda.... aku akan menunggu kapa~~n pun. Sampai kanda siap menikahi ku," Balas Karina.

Adimas tersenyum lembut. Itu senyum favorit Karina.

AsmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang