26. Dokter Novan

6 5 5
                                    

Suasana riuh yang biasa terjadi di kelas, saat ini tergantikan dengan suasana hening. Pasalnya guru killer yang mengampu pelajaran kimia, sekarang sedang mengajar di kelas IPA 1.

Guru tersebut dengan wajah garang, menjelaskan pelajaran yang terpampang di layar LED.

Daniel yang sangat malas dengan pelajaran kimia pun, berulang kali menguap lebar. Matanya sangat mengantuk, rasanya ia ingin kabur ke UKS untuk beristirahat. Namun hal itu mustahil untuk saat ini. Alhasil Daniel hanya bisa memainkan pulpen di tangannya agar tidak bosan.

"Baik, kerjakan halaman 203. Jika sudah selesai boleh istirahat," Ucap sang Guru kepada seluruh murid dan diangguki seluruh murid pula.

Agas dengan gesit, langsung membuka buku paket halaman 203. Lalu membuka buku tulisnya untuk tempat jawaban itu nanti.

Membaca setiap baris kalimat, lalu menuliskan setiap jawaban yang Agas sangat pahami. Itu cara yang paling ampuh untuk mengerjakan dengan benar dan cepat.

Contohlah Agas, dia langsung mengerjakan tugas setelah diperintah oleh gurunya.

Tidak seperti Daniel, dia memilih untuk meletakkan kepalanya di meja lalu menutup matanya rapat-rapat. Demi apa pun, saat ini Daniel sangat mengantuk, dia tadi malam begadang karena push rank dengan Nizzam. Jadi maklum saja jika dia saat ini ingin tidur.

Agas berdiri dari duduknya, lalu menghampiri meja guru. "Sudah bu, ini." Agas meletakkan bukunya di atas meja.

"Wah bagus Agas," Guru itu tersenyum bangga.

"Yaudah saya boleh keluar kan bu?"

"Iya boleh."

Agas langsung mencium tangan guru itu lalu berlalu dari kelas itu.

Daniel yang melihat itu pun merasa iri dan langsung bergegas membuka bukunya. "gua juga kudu cepet-cepet selse ini mah," Ucapnya sembari membolak-balik lembar kertas buku.

Lalu kemana perginya Agas?
Tentu saja ke kantin.

Ia duduk di bangku panjang yang biasa ia duduki bersama Reja dan Bejo. Namun ia sekarang hanya sendiri, karena Bejo dan Reja belum keluar dari kelas, mengingat kelas mereka yang berbeda.

Agas merogoh saku celananya untuk mengambil barang yang paling ia sayang dan paling ia jaga, handphone. Dengan hanya menggunakan casing berwarna hitam polos saja, Agas sudah merasa ponselnya itu bagus dan keren. Beda dengan ponsel milik Bejo, ponsel milik Bejo itu di belakangnya terdapat foto polaroid milik Rose Blackpink. Dia mendapatkannya saat Bejo ikut fansign dengan Rose. Maka dari itu, Bejo sangat menjaga satu lembar polaroid tersebut.

Beda lagi dengan milik Reja, dia menggunakan casing hp couple dengan Nasya, sang pujaan hati.

Lantas apa yang dilakukan Agas setelahnya? Bermain game.

"Halah si dua curut mana sih, kok kagak keluar-keluar!" Dumel Agas di tengah-tengah permainan.

Tiba-tiba Daniel datang, lalu tanpa ijin duduk di depan Agas. Agas yang merasa ada yang datang dan duduk di depannya pun langsung mengalihkan pandangannya yang semula fokus pada handphone, lalu sekarang menatap manusia di depannya itu.

"Ngapain lo duduk di sini?" Ketus Agas.

"Ya kagak ngapa kan?" Kata Daniel santai.

Agas memutar bola matanya malas. "Lo liat, masih banyak bangku kosong di kantin sini. Kenapa lo malah duduk di mari?!"

"Wehe santai broo.... gua cuman mau ngobrol sebentar doang," Jawab Daniel kembali dengan nada santainya.

"Ngobrol apaan?"

AsmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang