🍒 Red Rain 🍒

214 31 9
                                    

Enjoying the story'

🍒

🍒

🍒

"Hi... paman" seorang wanita cantik mengenakan gaun selutut berwarna biru

"Aaahh ... Ini dia, dari mana Saja kau anak manis? Sini, perkenalkan dirimu pada tuan Wang dan anaknya"

"Salam paman" wanita itu membungkuk dihadapan tuan Wang dan istrinya, lalu menjabat tangan Yibo "Hi ... aku Srea" ucapnya lagi dengan tersenyum mewah.

"Aku Yibo, senang berjumpa dengan mu" senyum Yibo

"Apa kalian tidak mengingat satu sama lain?"

"........" Yibo dan Srea saling pandang dan mengerutkan dahi. Lalu kembali memandang sang paman dan menggelengkan kepala

"Kalian pernah bertemu waktu kecil. Saat kunjungan keluarga Yibo di vila orang tuamu di Appenzell, Swiss?" Kata tuan Yos pada Srea dan Yibo

"Entahlah, aku tak mengingatnya paman" Srea tersenyum pada Yibo begitupun sebaliknya. Ayah Yibo dan tuan Yos saling menatap. Bahagia melihat gelagat anak-anak mereka.

"Sudahlah, mari kita makan dulu" nyonya Bing berseru

Mereka makan malam dengan hikmat sambil menceritakan masa kecil Yibo dan Srea. Setelah selesai makan, mereka kembali bercerita, tapi kali ini membahas perihal perjodohan Yibo dengan Srea. Yibo dan Srea sama - sama kaget mendengar hal itu. Tapi mereka tak berkomentar. Keduanya membungkam. Mereka tersenyum tapi tak merasakan arah senyuman yang sama dengan senyuman orang tua mereka.

"Sepertinya mereka setuju dengan perjodohan ini, tuan Wang... hahaha..." Tuan Yos tertawa bahagia diikuti tuan Wang dan nyonya Bing. Sedangkan kedua anak muda itu tetap diam saling menunduk.

"Kita akan bahas tanggal pertunangan di lain waktu tuang Wang, sekarang sebaiknya kita istirahat terlebih dahulu."

"Anda benar tuan Yos. Mari kita selesaikan perjamuan ini. Sepertinya mereka juga sudah lelah" para orang tua melihat kebungkam_an anak-anak mereka sebagai kelelahan, padahal di balik itu mereka tak bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam benak mereka.

Yibo pamit pada orang tuanya dan kembali bersama Rex.

🍒

"Apa anda baik-baik saja tuan muda?" Tanya Rex, melihat tuan mudanya terkulai lemas sambil menyandarkan kepalanya di kursi belakang.

"............" Yibo tak menjawab, dia memegang kedua alisnya dengan salah satu tangannya

Rex terus memperhatikan gelagat Yibo, Rex sungguh khawatir terhadap mental tuan nya yang masih labil itu. Kesunyian melanda sepanjang perjalanan, Yibo terbenam dalam pikirannya sendiri. Entah apa itu, Rex tidak bisa menerkanya, tapi Rex berasumsi ada Sean di dalamnya.

Sesampainya di rumah, Rex memanggil Yibo beberapa kali, Rex menduga Yibo tak sengaja jatuh tertidur saat ia sedang fokus dengan pikiran lelahnya.

"Tuan muda, kita sudah sampai" akhirnya Yibo membuka matanya. Mata itu sudah sangat merah, sedikit sisa air mata menetes keluar, Yibo segera mengusapnya.

Rex miris melihat hal itu, Rex sangat ingin memeluk tubuh itu, menenangkannya dan membuatnya merasa nyaman, merasa aman, dan melepaskan lelahnya yang selama ini ia tanggung sendiri. Rex ingin Yibo bisa berbagi kesedihan bersamanya, tapi apa boleh buat, Yibo berusaha memendam itu sendiri. Dia tak ingin siapapun tau tentang isi hatinya. Ia tak ingin orang memandang dirinya rapuh, walau kenyataannya demikian. Yibo hanya mencoba terlihat tegar dari luar, tapi di dalam ia sangat butuh seseorang untuk menguatkan hatinya, yang mau mendampinginya dalam segala situasi, ia butuh seseorang sebagai penyemangat hidupnya, ia butuh seseorang untuk membuatnya tersenyum merasakan hangatnya cinta.

ADDICTED (Yizhan)Where stories live. Discover now