ENDING CHAPTER A (Happy ending - Quinze 15)

2.8K 277 88
                                    

Oke semuanya, setelah sekian abad berlalu akhirnya kita sampai pada akhir dari cerita ini yah, huhuhu... ;)

Rada gk ikhlas buat tamat sih sebenarnya :))))

Tapi gak apa", kapan-kapan lagi aku bakalan up cerita buat kalian kok, tunggu aja...

Baiklah, tolong nikmati yah baca ini karena ini jalur happy ending terakhir sekaligus chapter penutup di buku ini...

Ah iya, aku bagi dua chapter yah, jadi setelah baca ini gas ke chapter terakhir, gak cukup soalnya, biasa lagi maruk ;)...

Ah, iya udah sampe disini aku mau minta banyak"in juga dong komentar kalian karena sampe sini kita bakalan tutup buku dan udahan di seri Petite Princesse

Selamat membaca~



.
.
.

Jeffrey mengusap lembut helaian rambut pirang Rosèanne yang masih terlelap, mendengarkan deru napas tenang dari Rosè yang terdengar nyaman baginya. Kembali menatap wajah cantik yang entah bagaimana kini terlihat membaik itu dengan lamat, menyadari akan satu hal. Rosè, terlihat sedikit berseri saat ini, menjadi dua kali lebih manja padanya bahkan sering meminta Jeffrey untuk melakukan suatu hal yang sama sekali tidak pernah wanita itu minta sebelumnya.

Contohnya seperti, ingin diambilkan buah apel dari kebun istana secara langsung oleh Jeffrey.

Atau ingin mencicipi madu langsung dari sarangnya yang dia oleskan pada roti gandum yang akhir-akhir ini dia suka.

Atau juga tiba-tiba saja meminta semangkuk berry yang akan langsung habis dikunyah olehnya. Dan yang paling mencengangkan adalah ketika wanita itu meminta pada Wisten sang paman untuk di ajarkan cara memanah meski yang satu itu tidak akan pernah dikabulkan oleh pamannya yang overprotektif itu.

Ayolah, keadaan Rosèanne sudah sangat membaik saat ini, Wisten tidak akan bertingkah bodoh dengan mengabulkan keinginan aneh keponakannya itu.

Jeffrey terkekeh kecil melihat kening itu berkerut ketika jemari Jeffrey mengusik pelan ujung hidung Rosè. Mencium kedua mata itu beberapa kali membuat Rosè melenguh terganggu. Wanita itu lantas menenggelamkan wajahnya pada dada Jeffrey yang langsung tertawa, apa lagi dengan pukulan-pukulan pelan yang Rosèanne daratkan pada punggungnya.

"Bangunlah, sebentar lagi matahari akan terbit, kau tahu aku akan menemui Jekahar selepas sarapan nanti..." Tukas Jeffrey pelan.

Rosè yang memang mencoba untuk terjaga jadi terdiam, menghentikan pukulan manjanya pada punggung Jeffrey. Yah, dirinya tahu bahwa Jeffrey memutuskan akan turun dari tahtanya, menjelaskan segalanya pada Rosèanne yang awalnya menolak keputusan Jeffrey itu dan malah meminta sang suami untuk melepaskan dirinya saja. Tapi Rosè sadar, bahwa mungkin Jeffrey juga sudah lelah, melihat kedua pundak yang dulu kekar dan sekuat baja itu kini menurun seakan menjelaskan rasa lelahnya. Melihat wajah Jeffrey yang juga mulai terlihat garis wajahnya yang sedikit menurun, menunjukkan jika usianya tak lagi muda. Lagipula, keputusan Jeffrey semata-mata juga untuk menyelamatkannya, untuk melindunginya. Jadi Rosè hanya akan mengikuti apa yang akan Jeffrey putuskan, yang terpenting baginya kini dirinya dan Jeffrey akan hidup dengan tenang sebentar lagi.

"Aku ingin ikut..." Cicit Rosèanne kemudian, tentu dengan suaranya yang terdengar manis bagi Jeffrey.

"Sebaiknya tidak sayang, kediaman Jekahar sangat jauh, aku akan mengantarmu ke rumah Dauphin atau Wisten saja..."

Rosè lantas melepas pelukannya dari Jeffrey dan bahkan menatap suaminya itu dengan mata yang menyipit, mengintimidasi. Melupakan fakta jika pria yang dia peluk adalah seorang Raja.

Petite Princesse | Jaerose | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang