Six - 6

3.7K 465 181
                                    




Hai readers ku zeyeng

Kangen gak ?

Update lagi dong setelah berapa hari heh wkwkwkwk

Jujur ini tuh chapter baru, jadi aku nambah chapter disini karena biar melengkapi lagi chapter" depan

Oh yah, akan ada sedikit cerita tentang Wisten, satu paman kesayangan Roje disini sama calon pendamping hidupnya 😌

Yang Dauphin nyusul yah wkwkwkwk

Gak apa-apa kan ?

Hihihi... Lanjut




.
.
.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wisten, sang Gènèral Frankia tampak fokus ketika mempertahatikan orang-orang yang tengah sibuk karena menurunkan barang-barang dari sebuah kapal besar pengangkut barang. Yah, Wisten kini tengah berada di pelabuhan, dipercaya untuk mengontrol tiap barang yang masuk dan keluar dari pelabuhan utama. Selain sekedar menjalankan titah Jeffrey, Wisten juga sekalian melepas penat karena hampir satu minggu terakhir dirinya hanya terus berada di istana. Wisten bukan orang yang suka terperangkap dalam ruangan dia lebih suka membebaskan dirinya dan ada dilingkungan yang terdapat banyak orang meski pada kenyataannya tak akan ada satupun kata yang keluar dari mulutnya.

Contohnya ? Seperti di medan perang tentu saja.

Menebas pedang pada lawan rasanya lebih menyenangkan dibanding melihat bagaimana aktif dan cerewetnya sang keponakan yang kini sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik.

Yah, mari sedikit ku ceritakan bahwa kini Rosèanne -sang Tuan Putri- telah tumbuh menjadi seorang gadis cantik yang... yah dia masih agak nakal dan suka sekali bicara. Hal itu membuat Wisten kadang merasa pening secara tiba-tiba kala mendengarkan Rosè bercerita tentang banyak hal atau bertanya tentang kehidupan datar seorang Wisten El'Guallen.

Wisten jadi mengulum senyumnya, mengingat bagaimana si pemilik pipi kemerahan itu menatapnya antusias saat Wisten terpaksa untuk bicara meski dia sedang malas. Secerewet apapun Rosèanne tak dapat dipungkiri memang bahwa gadis itu sudah begitu Wisten sayangi. Lebih tepatnya ketika suara lucu Rosèanne saat masih bayi dan memanggilnya paman untuk yang pertama kalinya.

Ah, benar. Wisten akan membawakan setumpuk bunga mawar putih ketika pulang nanti. Sesuai permintaan sang Tuan Putri.

Wisten turun dari kudanya dengan membenarkan posisi pedangnya disamping kiri ikat pinggang kulit yang meliliti pinggangnya. Sedikit memperbaiki juga kerah rompinya yang agak ketat.

Berjalan pelan dengan mulai disambut oleh seseorang yang memang sudah menjadi kepala pelabuhan sejak kenaikan tahta Jeffrey dulu. Yah, orang-orang pilihan Jeffrey tentu saja.

Petite Princesse | Jaerose | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang