Diary the Dateko

1.2K 163 36
                                    

Jeda dulu sebelum lanjut cerita Among us.
















Suatu malam yang kurang asyik, seorang anak laki-laki lari memotong sepinya malam, asek.

Napasnya hampir putus, kaya sendal jepit yang tanpa sadar udah putus sejak beberapa menit lalu. Tak dihiraukannya, yang dia tuju saat ini hanyalah, orang-orang yang sekiranya dapat membantunya keluar dari masalah.

Sakunami namanya. Lari dari satu gang ke gang yang lain. Mendaki polisi tidur, lewati trotoar, ninja Sakunami masih mencari sosok gagah para seniornya.

"Bang bang bang futa! Bang aone!" Teriak Sakunami begitu memasuki salah satu pekarangan rumah.

Futakuchi lagi rebahan di teras. Dirinya mabuk Cola yang barusan dibeli sama aone.

"Santai. Lo kek dikejar ayam aja. Apaan?" Seperti biasanya, Futakuchi sosok senior yang dewasa. Dirinya mengajarkan di situasi sesulit apapun, jangan panik. Tarik napas, biarkan aliran darah mengalir normal, kalo perlu kentut, ya keluarin aja sekalian.

Sakunami rehat sejenak di emperan rumah Futakuchi. Mencoba meresapi energi ketenangan yang disalurkan Futakuchi melalui bau napas Cola-Cola. Mau muntah, tapi gak elit banget buat opening cerita yang sedikit elit ini.

"Ko.. ko.. kogane.. bang.. dia.." sakunami jawab gagap. Berat rasanya. Mengingat beberapa menit lalu, Koganegawa masih disini. Masih disampingnya, bersamanya. Tapi semua berubah dalam sekejap mata.

"Dia kenape?" Futakuchi si senior yang tenang, malam itu rasanya harus menyerah. Melihat juniornya terlihat gak baik-baik saja. Koganegawa?? Kenapa dia?

"Anu.. koga.. ditangkap tim jaguar bang!"

Tet tet teteeeett~ //backsound ku menangis.

"Weh buset! Kok bisa?? Kok lu tau? Nyabu dia? Kenapa ga ikut ditangkap?" Futakuchi auto berdiri. Aone di sebelahnya masih stay, meski mukanya kelihatan shock juga.

"Gak bang. Bukan nyabu. Dia dikira mau tawuran bang. Tadi pas ketangkap sih sama gue bang. Tapi gue di suruh lanjut jalan. Kogane doang yang ditangkep." Jelas Sakunami. Dia ngasih kode kalo haus. Aone langsung ngasih cola-cola nya.

"Lah kok bisa gitu?" Futakuchi benerin sarungnya yang hampir melorot. Masih butuh penjelasan dari sakunami.

"Soalnya muka sakunami gak tampang kriminal, lo dikira bocah lagi nyari maknya ya??" Dugaan aone beginilah.

Sakunami melotot. Udah siap bilang "guk"

"Dah dah. Bukan waktunya ngamok. Sekarang kita urusin kogane dulu." Tak mau menodai citranya sebagai seorang senior, Futakuchi langsung ambil tindakan.

Futakuchi, aone, dan sakunami pun cus nyamperin kogane.
















"Bangg~ hiksrott."

Kogane yang udah bengek didepan para polisi seakan kaya ngeliat pahlawan, pas tau temen-temennya pada dateng. Doi duduk di kursi, trus tangannya di borgol pake rafia.

Futakuchi ngasih kode ke kogane biar tenang dulu.

"Selamat malam, pak polisi." Sapa Futakuchi dengan sopan dan tegas. Sarungnya udah dia ganti. Sekarang doi pake jeans.

"Malam!" Jawab pak polisi gak kalah tegas. Macem pemimpin upacara. Aone jadi kaget. Sakunami nyolot. Dan Futakuchi matanya melotot.

"Ha i pak polisi, arigato sayonara~" jawab Futakuchi sambil nunduk trus balik kanan maju jalan.

"Eh bang futa kok malah pergi?!" Kogane jadi gak tenang.

"Heh bang fut lo mo kemana?" Sakunami mencegah Futakuchi meninggalkan mereka ditengah dinginnya malam, ea.

"Soalnya dia tadi bentak. Gue jadi ngeri :("

"Heh kaga dibentak bang. Polisi emang begitu. Kalo polisi letoy, entar premannya gak takut."

"Oh gitu ye?"

"Yoi bang."

Futakuchi balik lagi.

"Siap Selamat malam, maksud kedatangan Saya kesini adalah untuk menanyakan. Btw bang, itu  yang jambul kuning temen saya. Siap, Kenapa dia ditangkep ya??" Futakuchi pernah nonton pelatihan militer, kalo jawab harus pake "siap" dulu.

"Dia kami curigai mau tawuran. Di kantongnya ada banyak batu! Sebagiannya adalah batu akik! Anda paham?!!"

"Siap pak paham!! Eh, anu.. maksud saya.. eh kaget!! Kogane? Gak nyangka gue. Lo kenapa segala tawuran hah? Kemaren dipelototin nak cewek aja lo mau nangis." Tetap saja Futakuci sering kaget tiap denger pak polisi jawab. Untung dia pemain volly, bukan polisi.

"Anu.. sebenernya tuh.. itu bang.. em.. " Kogane mulai menjelaskan. Tapi ternyata tidak semudah itu.

"Ngomong yang jelas anda!!" Futakuchi ngegas ngomong ke kogane

"Loh kok kamu malah ikutan bentak2?!" Pak polisi yang ngomong.

"Eh siap pak maaf, kebawa suasana soalnya ehe."

Kogane merem melek. Doi seperti mau ngomong sesuatu tapi tertahan di usus 12 jari. Sampe sepuluh menit kogane terus begitu. Sakunami sampe tidur nyantol di pohon, pak polisi sempet ngopi dulu.

Ngeliat situasi yang kalo dibiarkan semenit lagi saja, sepertinya bakal ada pelepasan peluru dari pak polisi, aone turun tangan. Doi nyamperin kogane yang masih diiket.

"Kog, lepasin aja say~"

Singkat namun, ah ya begitulah. Aneh soalnya yang ngomong aone.

Koganegawa terharu aone ngomong begitu. Maknya pernah ngomong, kalo gabisa jadi pahlawan yang menjunjung tinggi keadilan, jadilah orang yang menjunjung tinggi kebenaran. Tapi mau jujur rasanya berat. Takut mengecewakan dirinya sendiri, seniornya, keluarga, juga teman-temannya nanti.
Mau jujur aja berat. Kogane dilema. Ingin lari, tapi dirinya tersandung, sejuta kenangan, eaa.

"Jadi bang sebenernya, gue gak mau tawuran. Tapi mau nyolong rambutannya pak haji juned. Itu batu adalah senjata gue bang" akhirannya koganegawa melakukan pelepasannya. Ngahh.

Pelepasan kata2..

Bak seperti Kogane sukses melupakan sejuta kenangannya, omongan Kogane lancar ngalir kaya mimpi pipis ternyata ngompol beneran.

Polisi pada speechless. Futakuchi juga. Aone cuma kedip2. Sesaat backsound disana jadi suara jangkrik.

Masih dengan muka datar, bin bibirnya setengah mangap, Futakuchi balik kanan maju jajan. Eh jalan. Doi udah gak tau lagi mau ngapain. Futa sempat ngomong sama pak polisinya begini,

"Pak polisi, bawa jambul kuning itu ke Polsek, laksanakan!!" Entah refleks atau karena emang mau, pak polisinya juga jawab.

"Laksanakan!"

"Loh bang.. kok gue ditinggalin?? Huhu tega banget. Bang!!!"

Akhirnya kogane ditinggal sama Futakuchi dan Aone. Koganegawa terjerat pasal percobaan pentjurian rambutan, jadi esok harinya dia dihukum harus nyapu lingkungan se komplek. Dan Sakunami paginya ditemukan para warga masih dalam keadaan ketiduran nyender di pohon.

























Dengan begitu, cerita yang elitnya setengah-setengah ini, berakhir.

Haikyuu!! - Sinting!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang