Haikyuu!! - Sinting!

Terushima Yuuji

🎼 Soundtrack: Eastside - Benny Blanco ft. Halsey & Khalid

Sore itu, angin berhembus lebih kencang. Cahaya oranye menghiasi kota Miyagi. Petang itu, Terushima Yuuji tengah memikirkan sesuatu. Berjongkok di tepi danau seorang diri. Pikirannya menerawang jauh tentang sesuatu yang saat ini tengah dia rindukan. Baiklah, maksudnya adalah, Hana. Dan sesuatu yang dia pandang kali ini adalah arah yang kini tak lagi pernah dia tuju.

Dia biasa bertemu dengan gadisnya di wilayah itu. Sebuah tempat dimana dia bisa melihat matahari terbenam dengan jelas. Dulu. Sekarang tidak lagi. Perlahan matanya terpejam. Mengingat bagaimana Hana berada bersamanya, duduk disebelahnya, merasakan sentuhan lembut itu di permukaan tangannya. Mengingat flashback cerita yang beberapa tempo waktu lalu terjadi pada dirinya.

Hari itu, seperti biasa Terushima mengantar Hana Misaki pulang kerumah. Seberapa jauh pun, akan dilakukan Terushima selama itu bersama dengan gadisnya. Hanya saja, hari itu, setelah sekian lama. Sesuatu membuat Terushima sadar bahwa dia tak perlu lagi melakukan apa yang menjadi kebiasaan mereka saat itu. Dia harus mulai terbiasa tanpa Hana. Melupakan semua kenangan yang mereka ciptakan bersama.

Tepat saat gadis itu memasuki rumahnya. Suara tak asing itu menyerang indra pendengaran Terushima.

"Kau bersama dia lagi? Kubilang jangan! Dia bukan orang baik-baik." Kata itu berhasil melunturkan Senyum Terushima kala itu. Sebelum akhirnya pria paruh baya itu menghampirinya, untuk mengatakan bahwa dia, Terushima Yuji harus menjauh dari Hana Misaki.

Ayah gadis itu, menolak dirinya.

Terushima membuka matanya. Mengulas senyum sesaat. Lalu berbalik, dan pergi. Kala senja datang hingga matahari tenggelam, seolah mengejeknya, isyarat tentang harapannya yang sirna. Bahkan untuk sekedar menemui gadisnya seperti biasa.

Terushima Yuuji tak bisa membohongi hati kecilnya. Dirinya merindukan tempat itu. Tempat biasa Hana Misaki menemuinya.

Tangan kokohnya terkepal meninju pelan udara. Tawa frustasi terlontar sesaat. Kemudian saat angin datang lagi. Menerpa surai cokelat terang miliknya. Terushima berhenti. Menengadah kearah langit.

Sejak kapan dia jadi sepatuh ini? Terushima orang yang keras kepala. Dan siapapun tak bisa menghilangkan hal itu dari dalam dirinya.

Matahari nyaris sempurna tenggelam saat dirinya tiba. Pada akhirnya, disinilah Terushima. Tempat lapang yang belakangan dia rindukan. Entah doa baik seperti apa hingga didengar Tuhan. Manik pemuda berandalan itu menangkap siluet seseorang berdiri di ambang pembatas. Dialah gadisnya. Misaki Hana.

Insting liarnya tak pernah sembuh. Anggapan orang tentang Terushima mungkin benar adanya. Tentang apa yang ayah seorang Misaki Hana pernah katakan. "Ya, aku memang bukan orang baik-baik." Gumamnya.

Kedua tangan Terushima kini terlingkar di pinggang Hana. Memeluknya dari belakang. Terushima tak pernah peduli respon seperti apa yang akan gadis itu berikan. Sementara inilah yang selalu dia butuhkan.

Dia nyaman memberi dekapan. Menghirup dalam aroma manis yang selalu dia rindukan.
Dulu saat waktu sekolah, Terushima selalu menggoda gadis itu. Memegang tangan tanpa ijin dari pemiliknya. Hingga semakin lama mencium pipi Gadis manis itu di bus dalam perjalanan pulang ke rumah menjadi kebiasaan buruknya.

"Aku merindukanmu." Bisik pria itu pelan. Tepat di telinga Hana.

"Kau meninggalkanku. Aku tak akan memaafkanmu." Balas Hana. Suara beratnya menyadarkan Terushima. Bahwa mungkin selama ini, Hana masih terus kemari. Menunggu dirinya yang tak pernah datang sementara sinar sang surya perlahan sirna.

Terushima tersenyum simpul. Dia ingin terus seperti ini. Menikmati waktu dengan Hana di tempat dimana matahari terbenam nampak sangat jelas. Mengeratkan pelukannya pada gadis dihadapannya. Dengan begini, dunianya terasa sempurna.

Gimana rasanya sayang pacar tapi gak ada restu? Ah sadboi Bang Teru.

Jangan lupa bintangnya!