Sudah setengah jam Seo Dal Mi berdiri di depan apartemen Han Ji Pyeong. Bel sudah puluhan kali ia pencet, namun tak ada jawaban dari dalam. Ia pun sudah menelepon lelaki itu puluhan kali namun tak ada jawaban juga.
Dal Mi terduduk lemas di lantai.
Wajar jika lelaki itu membencinya sekarang. Namun Dal Mi tidak bisa menghadapinya.
Bagaimana rasanya mencintai seseorang yang membencimu...? Rasanya jauh lebih sakit daripada bertepuk sebelah tangan.
Dal Mi akhirnya memutuskan untuk pulang. Dia menerima fakta bahwa mungkin Ji Pyeong sedang butuh waktu sendiri dan tidak ingin diganggu oleh siapapun, terutama olehnya.
Dal Mi mengendarai mobilnya menuju rumahnya lagi. Dia harus memikirkan cara untuk meluluhkan hati Ji Pyeong padanya lagi.
Jika dia meminta kesempatan kedua, maukah laki-laki itu memberikannya...?
Tiba-tiba Dal Mi memutar balik mobilnya. Tidak, dia tidak ingin pulang ke rumahnya saat ini. Tidak juga ke apartemen Ji Pyeong.
Jadi kemana dia akan pergi...?
Entahlah, dia ingin merasakan lagi bepergian tanpa peta. Tanpa rencana. Tanpa batasan.
Dia mengingat suratnya untuk Ji Pyeong. Bahwa dia menyukai sesekali bepergian tanpa peta, tanpa arah, tanpa tujuan. Terutama saat pikirannya sedang rumit. Kenapa...?
Karena dia akan menemukan pelangi di tempat yang tidak terduga.
Dengan tersesat jauh, dia akan menemukan hal-hal yang selama ini tidak pernah dilihatnya.
Sebuah petualangan baru, pengalaman baru yang mengasyikan.
Kecuali pada saat ini. Mustahil rasanya melihat pelangi. Ini sudah malam, tidak ada hujan pula.
Namun tetap saja Dal Mi berkelana tak tentu arah dengan mobil kuning kecilnya itu. 20 menit kemudian, ia pun terhenti sejenak di pinggir jalan.
Dia menemukannya.
Sebuah pohon sakura besar.
Entah bagaimana tanpa sadar ia menyetir mobilnya ke tempat ini. Sebuah pohon dengan kelopak bunga berwarna pink yang rimbun, disini dulu tempat neneknya menjual Corn Dog.
Dal Mi memarkirkan mobilnya beberapa meter dari pohon Sakura tersebut. Ia lalu turun dan mobil dan berjalan mendekati pohon itu. Udara kota Seoul yang dingin membuatnya mengeratkan cardigan yang ia pakai. Dal Mi terus memandangi kelopak bunga berwarna merah muda yang rontok terbawa angin.
Disinilah semuanya bermula.
Di rumah burung di dahan pohon tersebut, tempat Dal Mi dan Ji Pyeong saling bertukar surat. Di bawah pohon itu juga Dal Mi pertama kali mengetahui bahwa Ji Pyeong adalah 'Nam Do San' yang menyuratinya selama ini.
Dal Mi berjalan perlahan, menuju kearah dahan pohon itu. rumah burung tersebut masih ada, namun catnya sudah agak memudar.
Ia meraba ke dalam rumah burung tersebut. Kosong. Tidak ada lagi surat di dalamnya.
Tentu saja, apa yang dia pikirkan...?
Sebuah langkah tiba-tiba terdengar di belakangnya.
Dal Mi menoleh ke belakang dan dia melihat sosok itu.
"Ji Pyeong-ssi...?"
Han Ji Pyeong tiba-tiba saja menghampirinya. Dia mengenakan hoodie berwarna putih dan celana training abu-abu panjang. Tangannya dimasukkan ke saku hoodienya.
"Sudah malam, cepat pulang."
Hanya itu yang dia ucapkan. Lalu Ji Pyeong kembali berbalik badan. Dal Mi baru menyadari sebuah mobil berwarna biru navy terparkir tak jauh dari situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start The Dream! - Start Up Sequel (Dal Mi x Ji Pyeong)
RomanceCOMPLETED ✅ Apa yang akan terjadi jika selama 3 tahun sepeninggal Nam Do San, Han Ji Pyeong tidak diam saja dan mencoba membuka hati Seo Dal Mi untuknya? . . "Apakah salah... jika hanya aku sendiri yang masih mengingat mimpi kami..?" -Seo Dal Mi "Ka...