7. Harapan

387 31 1
                                    

Cafetaria di 2STO saat itu lumayan penuh. Beberapa orang membawa tray berisi makanan untuk makan siang mereka. Orang-orang disana sangat beragam dan terdiri dari berbagai ras dan kewarganegaraan. Kebanyakan terlihat orang-orang bule, orang India, orang Asia Timur, dan lain-lain.

Di sebuah meja berkumpul 5 orang memakan makanan mereka masing-masing sambil bercanda tawa.

Seorang gadis cantik berambut coklat muda bergelombang menyenggol seorang pemuda Asia di sebelahnya yang sedang mengaduk-aduk makannya sedari tadi.

"Lena, aku sedang tidak mood," ujar Do San.

"Kalau gitu, makanlah makananmu. Jangan diaduk-aduk saja dari tadi," ujar Elena Waldorf yang melirik ke pasta dan cheeseburger milik Nam Do San.

Do San menghela napas, seolah tidak mempunyai selera makan. Ia sebenarnya tidak ingin makan siang tapi teman-teman kolega kerjanya itu menyeretnya ke Cafetaria ini.

"Kenapa Do San-ah? Masih memikirkan kamu ngga bisa pulang ke Korea saat Chuseok kemarin?" tanya Lee Chul San, sahabat karibnya dari Samsan Tech yang ikut pindah ke 2STO. Chul San menanyakan ke Do San dengan bahasa Korea.

Do San memang hampir memesan tiket untuk pulang ke Korea untuk merayakan Chuseok bersama keluarganya. Namun tiba-tiba atasannya memberikan sebuah project penting, sehingga dia terpaksa membatalkan cuti dan tiket pesawat ke Korea. Sebagai salah satu developer andalan di perusahaannya saat ini tentu dia tidak bisa menolak tugas itu.

"Kalian membicarakan apa?" tanya Varun Khan, salah satu developer 2STO dari India. Tentu dia tidak mengerti karena pembicaraan Do San dan Chul San dalam bahasa Korea.

"Ini, Do San masih bete karena ngga bisa pulang ke Korea kemarin," jawab Chul San, kembali menggunakan bahasa Inggris.

"Kenapa? Ngga bisa ketemu pacarmu ya?" tanya Varun lagi.

Do San terdiam sesaat, lalu dia berkata, "Aku ngga punya pacar."

"Oh ya? lalu Seo Dal Mi itu siapa?" tanya Elena yang masih penasaran, karena pertanyaannya pada Do San minggu lalu belum dijawab.

"Kau yang jawab duluan, kau tau nama Seo Dal Mi darimana?" Do San balik bertanya.

Elena hanya angkat bahu sambil meneruskan memakan spaghetti-nya. Melihat suasana yang agak awkward, Chul San pun mengalihkan pembicaraan sehingga mereka larut dalam berbagai topik. Mulai dari topik saham, dunia IT, sampai dengan presiden Amerika yang baru.

Topik apapun itu, kecuali Seo Dal Mi.

Jam makan siang pun usai. Varun Khan, Lee Chul San, Kim Yong San, Elena dan Nam Do San kembali ke tempat kerja masing-masing.

 Varun Khan, Lee Chul San, Kim Yong San, Elena dan Nam Do San kembali ke tempat kerja masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat kerja mereka adalah sebuah working space yang luas dengan meja kerja tanpa sekat. Karyawan-karyawannya berpakaian santai seperti kaos dan celana jeans, bukan pakaian formal seperti jas dan kemeja.

Do San menduduki meja kerjanya dan membuka laptopnya. Elena duduk di sampingnya. Mereka memang memiliki meja kerja yang bersebelahan.

Elena menghela napas dan memandang rekan kerja disampingnya.

"Baiklah, aku akan bilang kepadamu darimana aku tau nama Seo Dal Mi. Walaupun kau tak mau cerita hubunganmu dengan dia."

Do San memandangi wanita itu dengan serius.

"Kamu ingat ngga waktu kita ke Coachella musim panas kemarin? kita kan sempat selfie bersama. aku menguploadnya di Instagram."

Do San mengangguk. "Lalu?"

"Ada sebuah like di foto itu dari akun bernama @seodalmi17."

Do San terperangah. Ia saja tidak tau nama Instagramnya Dal Mi.

"Awalnya aku biasa saja. karena kau tau sendiri 'kan followerku banyak. namun aku iseng mengunjungi profile Seo Dal Mi itu. dan... aku melihat fotonya bersamamu di feed-nya."

"Ada Chul San dan Yong San juga di foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada Chul San dan Yong San juga di foto itu. Jadi aku berpikir apakah dia adalah rekan kerja kalian di Korea dulu sebelum pindah kesini?"

"Ya. Kami memang sempat mendirikan start up bersama di Korea," jawab Do San pendek. "Tapi darimana Dal Mi bisa tau mengenai foto kita itu, Elena?"

"I tagged you in Instagram, of course. Kamu sih punya Instagram nggak pernah dibuka atau diurusin."

Ya memang akun instagram Do San sudah lama tidak aktif. Foto-foto yang diunggahnya pun cenderung membosankan. Kebanyakan hanya foto laptop, buku dan bangunan.

Do San segera membuka handphonenya dan mengecek Instagram Dal Mi.

"Melihat reaksimu, aku jadi ragu dia hanya rekan kerjamu," ujar Elena.

"Elena, bisakah kau hapus foto kita itu? Aku tidak mau ada yang salah paham," ujar Do San hati-hati.

Elena mendengus. "Jadi kau sudah mengakuinya? katanya selama ini kau tak punya pacar."

"Dia bukan pacarku, tapi..." ucapan Do San menggantung.

"Fine, I'll delete it!" seru Elena kesal. Gadis itu kembali fokus pada pekerjaannya di laptop dengan wajah merenggut.

Do San melihat salah satu foto Instagram Dal Mi. Terlihat gadis itu sedang tersenyum dan berpose di meja kerjanya.

Dal Mi-ah... kuharap kau masih menungguku di Korea. Aku akan segera kembali.

Start The Dream! - Start Up Sequel (Dal Mi x Ji Pyeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang