Hari-hari lainnya terlewati di rumah itu, Youngheum, Taeyong. Sayang sekali setelah ciuman itu, bukannya makin dekat malah makin canggung. Youngheum yang canggung, Taeyong sih, -berusaha- biasa-biasa saja. Dia tetap dirinya yang biasanya, dingin dan menyebalkan. Pagi hari ini dia sengaja tidak membangunkan Youngheum supaya anak itu belajar dari kesalahannya pekan lalu dan bangun sendiri. Dia harus belajar bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dong.
"Oh, kamu bangun tepat waktu... " sapa Taeyong yang sudah berada di balik kompor.
"Aku menyalakan alarm... " jawab Youngheum singkat. Pemuda cantik itu mengabaikan keberadaan Taeyong, lalu berjalan mengambil gelas dan mengambil susu di kulkas. Dia butuh itu untuk melancarkan pencernaannya, sementara detak jantungnya semakin ribut hari ke hari, terutama jika berada di sekitar Taeyong.
"Kenapa hyung memasak sambil merokok?" cecar Youngheum setelah memperhatikan Taeyong memasak sambil menghirup udara premium itu.
"Is that your concern?"
Taeyong selalu menyisakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab, Youngheum memilih untuk berjalan menjauh dari dapur, dia sedang tidak ingin berdebat.
'Does that kid even wear shorts?' dari sudut matanya Taeyong bisa melihat kalau, kemeja lengan panjang itu terlalu besar di badan Youngheum sampai celana -sangat- pendeknya itu tidak terlihat.
Youngheum should stop testing his patience.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oke, aku tidak tahu kepala siapa yang mereka incar, aku, kau atau Youngheum."
"Bisajadimerekamenginginkankepalamu, Taeyong."
"Sial kau!"
"I'm older than you by twenty years, if you forget... "
"I do remember, dickhead."
Itu Johnny, dengan putranya bersama Taeyong, seharusnya dia tidak perlu kuatir. Tetapi laporan tempo hari membuatnya cukup khawatir. Dia tidak mau lengah.
Omong-omong soal dickhead...
"Hyung, kamu bisa membuat yang seperti ini?" tanya Youngheum sambil memperlihatkan sesuatu dari ponselnya.