warning : i have warned you
Paragraphs in italic are flashbackvergissmichnicht
forget me not"Halo hyung... "
"Halo, Ten... Maaf aku harusnya menjemputmu kan, kunci mobilnya hilang. Aku mencarinya dimana-mana tapi aku tidak menemukannya."
Pantas saja suaminya itu tidak pulang sejak tadi. Tidak biasanya dia belum pulang sampai lewat jam makan malam. Ten masih mendengar suara berisik di seberang telepon, Taeyong pasti sibuk mencari kunci mobilnya sampai membongkar seluruh laci meja kerja.
"Sebentar, aku pasti akan-"
Ten buru-buru memotong.
"Tidak apa-apa hyung, aku akan ke kantor, ok. Tunggu aku di ruang kerjamu dan jangan kemana-mana."
Setelah memutuskan sambungan teleponnya, Ten segera meraih kunci mobil dan jaketnya, lalu bergegas menjemput Taeyong di kantor. Dia khawatir tetapi berusaha keras menetralkan pikirannya supaya dia bisa mengemudi dengan hati-hati dan tidak menimbulkan masalah baru.
Setelah memarkirkan mobilnya, Ten memasuki gedung kantor itu dan melewati lorong-lorongnya dengan berlari-lari. Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi pada suaminya. Sebagian besar orang sudah pulang kerumah masing-masing sebab ini memang sudah masuk jam lembur. Ketika dia membuka pintu ruang kerja Taeyong dia menemukan kertas-kertas berceceran, pintu lemari yang dibuka tapi tidak ditutup lagi, serta dasi Taeyong yang berada di lantai. Kemana gerangan orang yang dicarinya?
"Hyung... "
Dia menemukan Taeyong di bawah meja kerjanya. "Hyung, kenapa tidur disini?" bisik Ten sambil berusaha membangunkan Taeyong pelan.
"Oh, Ten... " pria itu segera terbangun. "Ngapain disini?"
"Oh! Astaga!" pukul Taeyong ke kepalanya sendiri, "Aku harusnya menjemputmu dari sekolah kan?"
"Tidak hyung, hari ini hyung tidak menyetir, aku yang mengantar hyung tadi pagi, dan hyung bilang kalau hyung akan menumpang mobil Doyoung kalau pulang." jelas Ten lembut.
"Ya Tuhan! Maafkan aku Ten, aku benar-benar lupa." sesal Taeyong. Pria Lee itu meraih Ten kedalam pelukannya dan menumpukan kepalanya ke bahu Ten "Maafkan aku ini selalu terjadi... "
"Tidak masalah hyung..." Ten membalas pelukannya dan mengelus surai hitam Taeyong. "Hyung, rambutmu mulai memanjang, haruskah kita memotongnya besok?" tanya Ten setelah melepaskan pelukannya dan menatap wajah Taeyong.
"Ide bagus." balas Taeyong, "tapi aku mau kamu yang melakukannya ya." pintanya kemudian.
Ten mengelus wajah tampan Taeyong pelan dan tersenyum, "Tentu..." katanya. "Nah, sekarang kita rapikan sebentar ruangan ini lalu kita pulang oke?"