Dedicated to Ten in Alice in wonderland slash maid dress. 3k+ words so grab a seat.
Youngheumpikirmajikanbarunyasudah gila.
Sejak mobil yang menurunkannya di depan mansion ini meninggalkannya saja dia sudah ternganga. Belum pernah dia melihat pagar rumah setinggi ini di Korea Selatan. Apalagi ketika pintu gerbangnya di buka. Ini seperti kota kecil. Youngheum bahkan diantar dengan sesuatu seperti golf cart untuk sampai ke depan rumah. Pikirnya, orang super kaya mana lagi ini? Tempat tinggalnya dulu saja bahkan seukuran pos keamanan yang dia lewati di depan tadi.
Sudah beberapa tahun terakhir Youngheum bekerja sebagai pramuwisma. Terakhir kali, dia bekerja dengan sebuah keluarga yang kaya raya di daerah Gangnam dalam durasi yang cukup lama. Dia menyukai tempat itu sebab keluarga itu begitu baik hati, namun sejak nyonya rumah meninggal dunia keaadan rumah itu berbalik seratus delapan puluh derajat. Youngheum tidak menyukainya sehingga dia meminta untuk dikembalikan kepada penyalurnya. Dewi fortuna berpihak padanya, agensi penyalurnya bisa memahami alasan itu sehingga dia ditarik dari rumah itu tanpa perlu keluar dari pekerjaannya dan tetap mendapatkan review baik di lembar cvnya.
Saat pikirannya melayang-layang, tanpa sadar golf cart itu sudah sampai di area rumah. Jauh juga, batin Youngheum. Harusnya dia tidak heran. Menurut bosnya, ini mansion paling besar di Seongbuk-dong, salah satu kawasan elit di Korea Selatan yang berada di sebelah Utara Seoul. Youngheum pikir, ini tidak main-main. Dia mungkin tidak akan bisa melihat dunia luar lagi setelah ini. Mungkin saja kau bisa bermain petak umpet dan tidak pernah ketahuan. Sebab bagaimana kau akan mencari seseorang di area yang luas ini?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Youngheum mendapati gerbang lainnya, tapi dia tidak perlu naik golf cart itu lagi. Orang yang tadi mengantarkannya sudah undur diri. Tinggallah Youngheum sendiri di depan gerbang. Mungkin saja diperlukan lima belas menit untuk mencapai gerbang depan sebab sudah beberapa menit dia masih menunggunya untuk terbuka.
Dari tampak luarnya, mansion ini bergaya Prancis klasik, terlihat dari dominasi warna putih gading dan krem serta daun pintu dan jendelanya.
Gerbang itu tidak kunjung terbuka dan Youngheum semakin gugup, itu tidak pernah terjadi sepanjang karirnya. Dia terus-terusan menatap lantai kasar dibawah kakinya dan mengetuk-ngetukkan sepatunya di sana, lalu melirik ponselnya sekali lagi sampai akhirnya seseorang menarik gerbang itu dan mengajaknya masuk.
Berhitungsampaisepuluh, Youngheum.
Kopernya terasa berat saat ditarik, dia rasa itu sebab dia memang gugup. Lelaki yang menyambutnya di depan ini kelihatan lebih muda darinya. Perawakannya cukup tinggi, lebih tinggi darinya, beberapa sentimeter, mungkin. Youngheum menurutinya dengan patuh dari belakang. Lelaki itu membukakan pintu rumahnya sehingga Youngheum bisa melihat ke dalam dan dia bisa menyimpulkan ini bukanlah rumah utama, tetapi cat dindingnya putih bersih tanpa noda serta perabotnya berwarna kayu yang dipernis mengkilap. Ini adalah tempat tinggal para pekerja.