⛧⛧⛧
Kuawali hari pertama di semester baru ini dengan menyapa guru favoritku, Geonhak. Bukan, dia bukanlah seorang wanita berparas cantik yang memiliki badan sempurna dan hati yang baik, dia adalah pemuda tampan dengan senyum menawan serta sorot mata yang dapat melayangkan aku ke tingginya awan. Agak aneh memang, tak pernah kusangka bahwa aku akan menaruh ketertarikan pada pria yang terlewat jenius dan berjarak 3 tahun dariku.
Semenjak ia mulai mengajar kelas 11 semester lalu, aku mulai merasa ada kupu-kupu yang tinggal di perutku setiap kali mata kami bertemu. Dan caranya memanggil namaku dengan suara beratnya, ah dia mulai membuat aku gila! Ayahku akan membunuhku kalau ia tahu.
⛧⛧⛧
"Besok saya mau ngadain kuis, cuman mau ngecek aja kalian masih inget materi semester lalu apa engga," ujar pria tua usai berbasa-basi soal liburan akhir semester kami. Pria itu mengajar sejarah, dan caranya mengajar sungguh sebuah cobaan bagi teman-teman sekelasku.
Kecuali aku dan dia, Siyeon Park. Kulirik kursi paling depan dekat meja guru, di sana duduk seorang murid perempuan dengan rambut panjang dan paras cantik. Aku dan Siyeon bisa dibilang adalah dua murid paling teladan di angkatan ini, dulunya kami cukup akrab dan saling bekerja sama.
Tapi seiring berjalannya waktu, aku sadar bahwa ia lebih menyayangi nilainya sendiri daripada persahabatan kami, maka dari itu aku memutuskan untuk menjauh. Tak ada gunanya berteman dengan maniak nilai, kutu buku, dan budak cinta sepertinya. Siapa lagi kekasihnya? Jeno? Remaja labil yang selalu dikerubungi semut hawa itu? Maaf saja tapi Siyeon lebih pantas berpacaran dengan tiang bendera sekolah. Oh bagus, dia mulai cari perhatian.
"Pak, kata temen-temen saya buku catetan mereka masih ada di bapak," kata gadis itu. Kukerutkan keningku sambil mengingat-ingat kembali dimana buku catatan sejarahku berada. Dan benar katanya, memang masih dikumpulkan.
"Oh iya, masih ada di ruangan saya. Kamu ambil aja, Dongju, bantuin Siyeon."
"Siap, pak!" dengan senyum dan semangat palsu kubalas ucapan pria tua itu. Aku berdiri dari kursiku, lalu kuikuti gadis itu keluar menuju ruangan guru sejarah.
⛧⛧⛧
"Yeon, yeon, gue boleh minjem catetan lu ngga? Gue baru inget catetan gue masih ada yang bolong-bolong, boleh ya?" tanyaku dengan nada memelas begitu kami sampai di ruang guru itu.
"Boleh kok, nih," balasnya. Siyeon menyerahkan padaku buku catatan sejarah miliknya yang bersampul merah muda menggemaskan, aku menerimanya dengan senyum lalu membantu gadis itu membawa buku-buku lain milik teman sekelas kami ke ruang kelas.
Semester ini gelar murid paling teladan dan juara kelas akan berada di tanganku, ucapkan perpisahan kepada nilai-nilai berhargamu, manis.
⛧⛧⛧
KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Perfection
RomanceA handsome guy walks by my locker, my heart gives a flutter but I don't dare other word. Cause that'll be absurd behaviour for little mister perfect. visualized by : Son Dongju written by : #asmo inspired by : Little Miss Perfect, Write...