⛧⛧⛧
Goeun menyikut lenganku ketika aku sampai di ruang berkumpul OSIS. Di sana aku dapat melihat Eunseong yang sudah tertawa lepas dengan anggota terpilih lainnya, ia menolehkan kepalanya ke arahku lalu menyuruh aku untuk duduk di sampingnya. Tapi aku menolak dan memilih untuk berdiri di tengah ruangan.
"Gue minta perhatiannya sebentar, Februari sebentar lagi dateng jadi gue berencana mau bikin—" Eunseong tiba-tiba berdiri dan menutup mulutku dengan telapak tangannya, ia memotong ucapanku, dan malah melanjutkan dengan, "Party project, woooo!"
Kusingkirkan tangannya dari wajahku. Baru saja akan kukoreksi dia tapi anggota lain bahkan murid yang menguping di luar ruangan ikut bersorak. "Rumah Dongju jam 7 sabtu besok, gimana?!"
"Heh apaan, apa kata guru kalo mereka tau? Jamnya kemaleman, terus kenapa di rumah gue segala?"
"Karena elo ketuanya lah gila," Eunseong memukul lenganku sambil bercanda, ia mengistirahatkan tangannya di pundakku sebelum berkata, "gue yang urus, lu tinggal ngadem aja depan ac kamar, wokeh?!"
"Stress."
⛧⛧⛧
"Untung ortu gue ga ada di rumah, Eun."
Bersama dengan 5 murid lainnya, gadis itu membawa entah berapa botol cola dan kotak pizza. Aku bahkan melihat ada yang memeluk root beer di tangannya. Rumahku memang terbilang besar, tapi seberapa banyak murid yang Eunseong undang? Apa rumahku akan cukup menampung kegilaan mereka?
"Dongju, urusin anjing lu ya, gue mau ke halaman belakang bentar," ujar Eunseong sembari mendorong kardus yang tampak berat, aku baru saja akan menawarinya bantuan ketika ia berlari ke belakang dengan kardus itu.
Eunseong dan murid lain yang dipanggil untuk membantunya bermain di halaman belakang. Aku membiarkan dia dan memutuskan untuk menyambut tamu dengan anjingku, si kecil berkaki 4 yang berbulu putih itu berlari ke arahku ketika aku memanggil namanya. Kuangkat dia, kugendong dirinya dan kubawa anjing kecil itu ke ruang tamu. Sebentar lagi pukul 7, jadi murid-murid yang diundang Eunseong pasti akan berdatangan. Aku baru saja akan membuka pintu ketika suara lagu yang lantang terdengar dari halaman belakang, kurang ajar.
"Ancur rumah gue, ancur."
⛧⛧⛧
"Tuan rumah asik ngerjain pr nih," ucap seseorang di depan pintu kamarku. Padahal pintu itu sudah kututup dan kujaga dengan dua anjingku yang bisa dibilang sedikit galak kepada orang baru. Aku menolak untuk menoleh, suaranya agak terendam musik dan aku malas untuk meladeni siapapun saat ini.
"Ya namanya tugas ga bisa ditunda," jawabku. Sejujurnya aku tak ingin membalasnya sama sekali, tapi image yang aku bangun tak boleh hancur begitu saja. Kembali kularikan jemariku pada kertas-kertas penuh soal di meja belajarku, tampaknya orang tadi sudah keluar, karena yang kudengar hanya suara langkah kaki anjingku.
Kucoba untuk menajamkan telinga, alhasil yang aku dengar hanya tawa serta teriakan Eunseong di ruang tamu. Ketika aku hendak beranjak dari kursi, sebuah tangan besar tiba-tiba bertumpu di atas meja belajarku. Aku bertekad untuk protes ketika aku merasakan seseorang bernafas di atasku, dengan bau cologne yang aku kenali, dan dehaman khas yang aku kagumi.
"Dongju."
Aku mendongak, menolehkan kepalaku ke sumber suara. Kuurungkan niatku untuk mendorongnya dan membawa ia keluar kamar ketika mata kami bertemu dan sosok yang aku hargai itu tersenyum padamu. Aku lihat pintu kamar telah tertutup rapat dan anjingku tidur terlelap di atas kasur.
"Pak Kim?"
⛧⛧⛧
KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Perfection
RomanceA handsome guy walks by my locker, my heart gives a flutter but I don't dare other word. Cause that'll be absurd behaviour for little mister perfect. visualized by : Son Dongju written by : #asmo inspired by : Little Miss Perfect, Write...