Prolog

101 10 0
                                    

"Bocah tolol! Udah berani berulah lu hah?!" bentak papa. Ia menarik kerahku dengan kedua tangannya yang besar, ketika aku menunduk dan tidak membalasnya barang anggukan saja, ia memukul pipi kananku dengan keras.

Wanita yang mengaku sebagai ibuku hanya berdiri di ambang pintu, menyaksikan anak adopsinya yang ia sayang dipukuli penuh benci oleh ayahnya sendiri. Tak pernah sekalipun aku membayangkan akan berada di posisi ini, dan tak dapat kusangka, ibuku bahkan tidak berusaha untuk menghentikan pukulannya.

"Najis, tau najis? Besarin anak homo kayak lu, buang-buang duit."

Sir PerfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang