NightD mengerjapkan matanya, meringis pelan sambil bangkit dari tidurnya perlahan. Menyandarkan tubuhnya kedinding dan memegangi kepalanya yang dikompres, ia bisa melihat Shika yang bermain bonekanya dilantai.
"Shi..ka.." merasa namanya terpanggil, Shika sontak menoleh kebelakang dan langsung menghampiri NightD. Ia pun duduk diujung kasur.
"Kakak butuh sesuatu?" tanya Shika dengan sigap. NightD menatapnya dan tersenyum pucat, ia hanya menjawab dengan gelengan kepala lemah.
Shika menggulung bibirnya lalu menoleh ke nakas. "Ah, kakak minum dulu," Shika langsung mengambil segelas air putih lalu memberikannya ke NightD.
NightD menerimanya dan tersenyum kecil lalu meminumnya perlahan, setelah itu memberikan gelas itu kepada Shika. Shika kembali meletakkan gelas tersebut ke nakas dan tersenyum kecil pada NightD.
"Kakak udah mendingan?" NightD kembali mengangguk. "Apa yang terjadi sebelumnya?" tanyanya.
Shika berdehem sejenak. "Kakak tiba-tiba jatuh pingsan dua hari yang lalu karena syok dan trauma," jelasnya singkat.
"Dua hari yang lalu?" Shika mengangguk.
NightD terdiam, mencoba mengingat-ingat sebelum dirinya pingsan. "Abang..."
"Tenanglah kak, dia sudah dimakamkan kemarin.." NightD menghela napas pelan, melirik kearah jam dinding yang menunjukkan jarum jam kearah 10:58 p.m.
Ceklek.
"Night?"
NightD dan Shika menoleh kearah pintu yang terbuka, melihat Beacon yang masuk kedalam dan menatapnya lurus. Lelaki jangkung itupun menghampiri NightD setelah menutup pintu kamar. Dan Shika lenyap begitu saja saat Beacon berhenti didepan NightD.
Beacon duduk diujung kasur dan mengelus surai rambut NightD lembut.
"Lu udah mendingan?" tanyanya pelan. NightD berdehem dan mengangguk.
"Gue turut berduka atas kepergian Abang lu." NightD hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Beacon.
"Jujur, aku ga terlalu suka disini." ujar NightD tiba-tiba membuat Beacon mengernyitkan dahinya sedikit. "Maksudmu?"
NightD mengangguk singkat. "Semenjak Ibuku pergi, Ayahku ga pernah merhatiin aku sama Abangku. Dia lebih milih wanita asing dibandingkan denganku dan Abangku."
"Tiga bulan Abangku hilang, Ayahku bahkan gatau soal itu..." terdengar lirih, namun Beacon masih dapat mendengarnya.
"Itu kenapa aku gamau pulang kemari, terlebih sekarang Abangku udah ga ada." Tangis tak dapat dibendung lagi, seluruh tubuhnya bergetar samar.
Beacon menatap NightD teduh dan menariknya kedalam pelukannya. Mengelus pelan surai rambutnya lembut. "Keluarin aja semuanya, lu lagi butuh itu."
NightD tak bisa menahannya. Ia terisak dibalik bahu Beacon, menangis sejadi-jadinya, mengeluarkan semua kekesalan yang ia pendam.
"Night." merasa namanya terpanggil, NightD dan Beacon sontak berjauhan dan melihat seorang pria berusia 40-an berjalan menghampiri mereka. NightD dengan cepat menyeka air matanya kasar dan mengalihkan pandangan kearah lain.
Indra--Ayah NightD--menatap Beacon seakan memintanya untuk meninggalkan mereka berdua. Beacon mengangguk singkat lalu meninggalkan Ayah-Anak tersebut walau hatinya sedikit ragu dengan pilihannya.
Ceklek.
Beacon turun menuju lantai 1, dimana ada beberapa teman lainnya tengah mengobrol ringan sambil menunggu kabar NightD dari Beacon.
Elestial yang pertama kali menyadari kedatangan Beacon langsung menyambutnya dengan pertanyaan. "Gimana keadaan NightD?"
Beacon melirik dan mengangguk. "Ya, udah mendingan." ujarnya dengan senyum kecil.
Ketiga temannya--Elestial, Nevin, Odo--menghela napas lega. Setidaknya teman mereka yang satu ini telah siuman untuk saat ini.
Kembali lagi ke NightD...
NightD dan Ayahnya sedaritadi hanya diam-diaman. NightD tidak merasakan suasana apapun selain kekesalannya sendiri, sementara Indra menghela napas tak betah dengan suasana ini.
Belum sempat mengeluarkan sepatah kata apapun, NightD terlebih dahulu membuka suara.
"Ayah mau apalagi?" tanya NightD dengan nada sedikit cetus. Indra hanya bisa menghela napas maklum melihatnya.
"Kamu sudah mendingan?" NightD hanya berdehem sebagai jawaban. "Kamu kalau ada apa-apa, panggil Ayah, yah." ujarnya.
"Kondisimu belum pulih sekarang." lanjutnya.
"Kenapa Ayah peduli denganku saat Abang pergi? Kenapa ga dari kemarin, kenapa baru sekarang?"
Indra terdiam. Ia memang terlambat menyadari tentang hal ini setelah kehilangan anak tertua, terlebih lagi ia benar-benar sibuk dengan pekerjaannya.
"/Sigh/ Ayah minta maaf, harusnya Ayah sadar kalian tidak tenang tinggal disini." ujar Indra lirih, penuh dengan penyesalan dan kesalahan.
NightD menggulung dan mengigit bibirnya sekuat mungkin, mencoba menahan tangis yang mencoba keluar dari kelopak matanya lagi.
"Aku gamau Ibu baru, Yah. Aku gamau posisi Ibu digantikan. Tapi, Ayah ga dengar dan tetap nikah dengan wanita lain." ujar NightD dengan tubuh yang bergetar.
"Dia ga sayang sama aku, dia ga sayang sama abang! Dia cuman mau harta Ayah!" lanjutnya dengan sedikit bentakan. Kedua tangannya menggenggam selimut dengan erat, air mata tak lagi bisa ia bendung. Ia menangis... marah, sedih, kecewa, semua perasaan itu campur aduk.
Indra hanya bisa diam, mendengar semua kekesalan anaknya yang benar-benar muak dengan apa yang menimpanya. Dari awal itu memang salahnya. Tidak bisa menjaga Elisa--Ibu NightD, menikah dengan wanita lain tanpa persetujuan dari kedua anaknya, dan terlalu sibuk dengan pekerjaan.
"Night." panggilnya sambil memegang kedua bahu NightD. NightD terdiam dengan bibir bawah yang ia gigit.
Terlihat Indra ingin mengatakan sesuatu. Walaupun rasanya sangat berat, ini demi kebahagian NightD agar putra satu-satunya tidak trauma lagi. Indra menghela napas sejenak sebelum mengatakannya.
"Jika kamu tak lagi betah berada disini, Ayah izinkan kamu pergi kemana pun dan Ayah akan selalu memberikan uang perbulan untukmu. Sekarang, semua keputusan yang kamu inginkan berada ditanganmu."
T.B.C.
/Sigh-/
Lagi ga enak badan malah niatan buat cerita :'v
Ya- karena ini cerpen, kubuat ceritanya ga sampai 10 Chap:)
[Keknya- ideku selalu keubah-ubah]Dan yeah...walau (keknya) cerita ini bentar lagi tamat-
Aku belum dapat alur yang pas untuk S2 ._.Welp- aku berterima kasih untuk teman2ku yang udah kasih saran :'v
Setidaknya aku ga terlalu pusing, lah, ya-Oke~ good bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past [END]
Short Story[Diharuskan membaca cerita sebelumnya!/ I'll Protect Him] Sesuatu yang hilang, tak akan pernah bisa digantikan dengan yang baru. Jika itu berharga, maka jaga dan rawatlah sebaik mungkin. Jika telah rusak, maka perbaiki lah. Jika telah hilang, maka k...