Pikirannya sedang kacau tak tertolong, ia butuh Dia, ia butuh menenangkan dirinya sendiri. “Ya Allah, ya Rahman, ya Rahim. Engkau maha segalanya, engkau tak pernah memberikan sesuatu yang bukan kebahagiaan seorang hamba-Nya. Engkau Maha Adil, engkau tempat meminta pertolongan bagi setiap hamba-Nya. Aku sudah berusaha dan berdoa kepada-Mu, aku tak tahu akhirnya akan seperti apa, aku berharap kepada-Mu agar aku bisa selalu mendoakan orang tuaku yang sudah diambil oleh-Mu.” Kataku dengan tersendu-sendu. Di kegelapan yang sunyi, ini akan menjadi waktu favoritku untuk selalu bisa berdua bersama-Nya. Mengaduh pada Sang Maha Agung.
Setelah bangun dari tempat sujudnya, mengambil buku kitab suci ia mencoba membaca kitab-Nya. Tak terasa pagi sudah menyapanya, mentari pun akan segera menyambut dirinya. Sekarang ia tinggal di apartemen milik Alif. Ya, kini dia sudah mengetahui wasiat ayahnya. Yang ia harus hidup bersama dengan sahabatnya sendiri. Alif pun sudah tahu itu sejak awal, Alif sendiri pun tak ingin memaksa Nafa untuk segera menerima kenyataan bahwa dirinya harus bersama Alif.
Di hari ini, Nafa sudah bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Ia berencana untuk menemui Alif dan berbicara soal wasiat ayahnya, dirinya sudah membuat janji dengan Alif. “Duduk aja Lif,” kataku dengan isyarat menepuk kursi, “aku ingin membicarakan semuanya sekarang.” Kataku tak ada keraguan. Beberapa hari yang lalu, aku sudah melakukan istikharah dan menanyakan perihal yang mengganjal di hatinya pada sahabat ayahnya.
Alif kemudian duduk dan mencoba menenangkan hatinya. Ia tak akan berharap dari sahabat kecilnya. Ia sudah mengetahui bahwa Nafa mencintai Ridho begitu pun sebaliknya namun, semesta tak merestui mereka. Ridho sekarang pun sudah bersikap biasa kepada dirinya dan Nafa.
Ia teringat saat waktu Nafa mengatakan kepada Ridho bahwa ia dijodohkan degannya. Sebenarnya Nafa belum tahu apa-apa dan Alif sudah tahu semuanya, inilah cara semesta mempersatukan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Singkat
Teen FictionJika bersamamu adalah kemustahilan, Dan kemustahilan yang aku kira ada, kini telah hilang dan tergantikan dengan keajaiban doa. Semesta belum merestui kita untuk bertemu, namun semesta selalu menghantarkan teka-teki yang belum terjawab untuk kita be...