Bagian 3

188 45 145
                                    

THE ENCHANTED GARDEN
"Lost"

THE ENCHANTED GARDEN"Lost"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•———•

Para manusia yang tengah berada di ambang kegilaan berbaur riuh dengan suara musik yang kelewat kencang. Jeon terkekeh-kekeh merasakan alkohol mulai mengandalikan isi otaknya. Pun dengan Tae yang sudah hilang kewarasan, pria itu merosot dari sofa. Mabuk berat, seperti seorang kakek-kakek tua yang renta, Tae bahkan tidak sanggup menopang tubuhnya untuk berdiri, sedikit oleng ketika mencoba bangkit, menjadikan kepalanya tanpa sengaja terkantuk ujung meja.

"Akh," ringisnya memegangi dahinya yang berdenyut-denyut.

"Darling, kau ingin bergabung denganku?" sebuah uluran tangan memaksa Tae untuk berdiri saat itu juga. Seorang wanita yang sejak kali pertama datang dan telah terpikat dengan ketampanan Tae Halbert memilih mendekat, mencuri kesempatan ketika Tae mabuk berat. Sementara di ruang tamu yang cukup luas itu, musik berdentum-dentum meriah, begitu menggetarkan hati Jeon, pria itu kelewat senang menjahili para teman wanitanya, dikerubungi wanita-wanita yang menari eksotis, seolah meminta Jeon kian hanyut dalam hasratnya. Sesekali mencolek nakal dagu beberapa wanita yang mengelilinginya, Jeon sampai tidak ingin tahu apa itu neraka. Yang terpenting dirinya senang, pemandangan indah dan puas menikmati hidupnya, persetan jika mati besok, entah karena overdosis atau pun mati sebab terlalu menggilai dunia, Jeon tidak peduli.

Seraya gemar merapatkan tubuh wanita-wanita itu mendekat pada Jeon, pria itu sejenak menoleh ke sekitaran yang ramai. Sesekali air wajahnya berubah sinting ketika debam mabuk menguasainya, menerka-nerka dimana Tae Halbert berada. Hingga ketika salah satu orang menyingkir dari pandangan Jeon, pria Darren itu terkekeh gila. Terbahak, melihat sosok Tae yang tengah berdiri dan berbicara sendiri. Mengumpati pada takdir Tae yang begitu malang, pria Halbert itu terlalu takut mabuk bersama wanita, hingga memilih mabuk sendirian dengan teman imajinasinya. Oh, miris sekali.

Dengan wajah kacau dan berantakan pria Darren itu mengacungi Tae yang terlihat masih sibuk dengan dunianya sendiri. "Hey, bro! Apa kau gila, kau berbicara dengan siapa? Haha .... lihat, dia mabuk dan bicara sendiri, sebaiknya salah satu dari kalian menemaninya," titah Jeon, menegak sekali lagi minuman kerasnya.

Namun para wanita hanya menoleh singkat, enggan dan menggeleng. Mendapati Tae yang tengah berinteraksi dengan udara kosong di depannya, seperti orang yang tidak waras dan terlebih Tae cepat kalah dengan mabuknya. Mereka lebih tertarik dengan Jeon yang agresif dan pandai merayu sekalipun kesadaran pria Darren itu tengah menuju ambang batas. Para wanita kembali mengerubungi Jeon dengan begitu manja, sebagian ada yang menari, menggelayut dan meraba-raba wajah mulus Jeon dengan begitu panas dan sebagian yang lain menyediakan alkohol lebih banyak lagi untuk Jeon.

"Sorry, aku tidak bisa berdiri seimbang," ujar Tae seraya melabuhkan kedua tangannya pada pundak si wanita. Menatap teler dengan semburat kemerahan yang menghiasi wajah dan telinga Tae, dunia Tae sempurna berputar-putar seperti bola yang ditendang dan menggelinding di jalanan menurun. Tae merasa mual, ia terlalu banyak minum. Kian menjadi dan membuatnya hendak muntah.
Wanita itu lantas menyentuh perut atletis Tae dan mengusap ke atas dada Tae yang terbalut kaos tipis. Menyeringai seraya menatap wajah Tae dengan begitu damba. Tak butuh waktu lama mendadak Tae merasa seperti tergoncang, menjadikan seisi perutnya seperti diaduk dengan kencang, napas pria itu sedikit tercekat sebelum akhirnya mundur menjauh dari si wanita.

𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐜𝐡𝐚𝐧𝐭𝐞𝐝 𝐆𝐚𝐫𝐝𝐞𝐧 : 𝐊𝐓𝐇 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang