Bagian 11

85 32 56
                                    

THE ENCHANTED GARDEN
"Death"

THE ENCHANTED GARDEN"Death"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•----•

"Hey! Baiklah baiklah, aku akui, aku yang salah sempat mencegahmu untuk memberitahukan alasan mengapa Tae terjebak di sini, karena kupikir kehancuran itu tidak akan datang secepat ini, kau tahu kan, Tuan kita belum memberikan instruksinya saat itu," Noe sedikit tergagap, menatap penuh permohonan pada Jiegar yang masih memandang lurus Tae.

Pria Halbert itu tak berpindah satu sentipun dari posisinya. Mulai mengernyit, mendengarkan ucapan Noe yang didominasi penyesalan.

"Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dariku?" tanya Tae dengan gemuruh di dadanya, emosinya kian memercik, bersama tatapan penuh tuntutan. Tak mempedulikan arah dari ujung anak panah tajam yang mengarah ke dirinya. Tae memilih mendekat, sekalipun Jiegar kembali bersiap menarik lebih dalam lagi pegasnya.

Hingga ketika Tae berdiri, dengan ujung anak panah milik Jiegar yang menyentuh dadanya, ia menatap Noe dengan begitu menusuk pun digenangi air mata yang tertahan. "Sebenarnya apa kesalahanku? Dan apa alasan kalian membawaku kemari? Mengapa harus aku? Setidaknya jika aku mati di sini, aku sudah tahu alasannya."

Maka Noe tidak bisa menyembunyikan matanya yang memerah sembab. Mengetahui keadaan mereka kian terdesak.

"T-tae ... maafkan kami, s-sebenarnya kau sama sekali tak bersalah karena ...."

'Jleb!'

Suara Noe terputus. Seperti waktu yang dihentikam untuk beberapa detik. Sama seperti pekikan tertahan Tae yang sedikit goyah. Mata pria Halbert itu kian memerah, satu tetes air matanya jatuh.

"Jiegar! Apa yang kau lakukan?! Apa Tuan yang memerintahkanmu melakukan hal ini?!" seru Noe yang lantas mendorong tubuh Jiegar emosi. Sementara Jiegar hanya mendesah. Menunduk dan menurunkan busur panahnya, yang sontak pipinya langsung mendapat tamparan keras dari Noe yang mulai menangis.

"Maafkan aku Mr. Halbert, Maafkan aku, Noe," ujar Jiegar lirih, sementara Noe menahan tangis sesaknya. Ganti berbalik pada Tae yang masih berdiri dengan panah yang menancap di dadanya.

"K-kau tidak apa-apa?!" tangis Noe pecah seketika. Sementara Tae hanya membalas dengan tatapan yang penuh dengan kebencian, tetes demi tetes jatuh dari kedua netra hazel Tae. Napas pria itu sedikit terputus-putus. Kedua tungkai Tae melemah, membuat tubuhnya seketika ambruk dalam pelukan Noe.

Tae menangis, seperti ini ini kah akhir hidupnya? Bahkan ketika Tuhan belum memberinya kesempatan untuk merasakan hari-hari terakhirnya bersama seseorang yang ia cintai. Bahkan ketika Tae mulai merasakan bunga mekar di dalam hatinya, perhatian kecil Noe yang tak pernah ia dapatkan dari wanita manapun. Sanggup membuat napas di detik-detik terakhir Tae begitu berharga. Kendati ia belum mengerti kebenarannya, kendati ia belum bisa keluar dan bertemu semua orang yang ia sayangi.

𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐜𝐡𝐚𝐧𝐭𝐞𝐝 𝐆𝐚𝐫𝐝𝐞𝐧 : 𝐊𝐓𝐇 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang