The Mouse

382 47 97
                                    

Xiao Yan menatap sup lobak dengan asap mengepul itu, sembari mengerutkan keningnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Yan menatap sup lobak dengan asap mengepul itu, sembari mengerutkan keningnya.
Ia lalu menutupnya dengan tutup panci, dan membawanya ke meja makan.

Di meja makan sudah tersedia berbagai masakan.

Ada roti yang baru saja dikeluarkan dari oven, Oregano yang berasap dan sup kacang hitam yang baru mendidih. Karena harinya dingin, menu makan siang hari ini harus panas dan berkuah.

Namun entah kenapa, setelah menghabiskan waktu satu jam lebih untuk memasak sup, Xiao Yan tiba-tiba menjadi ragu dengan masakannya itu.

Well, wajar saja dia ragu, ini pertama kalinya ia masak sup lobak dan mengikuti instruksi dari internet.

"Apa sup lobak memang seperti ini? Kenapa terlihat berbeda dari yang di internet?" gumamnya.

Xiao Yan lalu menyendok sedikit dari sup panas tersebut, aromanya memang lezat tapi ia tak tahu pasti akan rasanya.

Pada akhirnya, sup panas itu masuk ke mulutnya.
Rasa panas yang membakar kerongkongan itu membuatnya sedikit bergidik, walaupun memberikan kehangatan kecil.

"Umm, rasanya pas."

Wanita pertengahan 30 tahun itu melepaskan apron merah miliknya, dan menggantungkannya saat mendengar suara pintu depan terbuka.

Ia melangkah dengan cepat menuju pintu utama, berniat menyambut Xiaojun dan tamu yang akan menginap disana.

"Aku pulang."

"Selamat datang!" sapa Bibi Yan dengan senyuman lebar.

Xiaojun hanya tersenyum lesu, karena ia tahu ini akan jadi hari yang berat. Laki-laki tersebut hanya berjalan melewati Bibi Yan.
Sementara itu, ada satu laki-laki lagi yang muncul dengan senyuman kecil.

"Ah, Hendery, selamat datang di kediaman keluarga Xiao!" ujar Xiao Yan.

"Terima kasih, Bibi. Disini hangat sekali." balasnya seraya melepas mantel tebal miliknya.

"Kalian baru saja kembali dari medan salju yang dingin, kan? Bagaimana kalau kita awali siang ini dengan makanan hangat?"

"Benarkah? Apa tidak apa-apa?" tanya Hendery.

"Tentu saja, lagipula kau menginap disini, kan? Jadi santai saja, okay?"

Hendery mengangguk dengan pelan dan memajang sebuah senyuman, sekali lirik saja Xiaojun tahu itu senyuman palsu.

"Ah-Jun, cepat ganti pakaianmu dan makan sianglah bersama." titah Xiao Yan.

Laki-laki beralis tebal itu ingin langsung mengunci diri di kamar saja rasanya, tapi ia tahu Bibi Yan akan tetap menggedor kamarnya.

"Baik, Bibi."

Ia berjalan malas menaiki tangga, menuju kamar tidurnya.
Namun langkahnya terhenti saat mendengar percakapan keduanya.

Clair De LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang