Dinner Time

548 53 34
                                    

Hendery menatap pantulan tubuh telanjangnya di hadapan kaca besar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hendery menatap pantulan tubuh telanjangnya di hadapan kaca besar itu. Penuh dengan lovebites dari Lucas, dan lambang pentagram.

Sialnya, luka dari Xiaojun juga bertahan disana.

Ia mengerutkan dahinya sembari menatap luka sayatan di pipi tersebut, masih setengah sembuh.
Kenapa luka Xiaojun terasa sulit sekali hilang dari tubuhnya? Hampir sama seperti lovebites dari Lucas.

"Apa harus ritual lagi?" gumamnya sambil mengusap luka sayatan tersebut.

Lucas menatap tubuh telanjang Hendery dari belakang dalam diam, sampai akhirnya Hendery menyadarinya.
Ia menoleh sembari sedikit menutupi tubuhnya yang terekspos.

"G-Ge. Sejak kapan kau ada disana?"

"Cukup lama mungkin, aku hanya suka memperhatikan tubuhmu." jawabnya seraya melangkah ke arah Hendery.

Ia memegangi kedua bahu Hendery dan membawanya kembali menghadap ke arah cermin. Lelaki bermanik kelam itu dapat melihat bahwa sorot mata Lucas berbeda.

Seperti sedang marah..?

Tangan Lucas terangkat untuk mengusap pipinya dari belakang, mengusap luka sayat milik Xiaojun.

"Ge, ada apa? Kau terlihat marah." tanya Hendery.

"Aku tidak marah, hanya sedikit kesal, itu saja."

"Kau berbohong."

"Dear, aku tahu, nafsu adalah bagian dari godaanmu pada anak itu tapiㅡ"

Secara tiba-tiba Lucas meremas kuat bahu Hendery, membuat tubuhnya tersentak kebelakang, ke dada Lucas.
Pria bertubuh atletis itu mendekat ke telinga kiri Hendery.

"Kau juga harus tahu batasan, Dear." bisiknya.

Bulu roma Hendery terangkat seluruhnya, sedangkan Lucas hanya terkekeh kecil lalu ia memeluk pinggang kurus Hendery.
Perlahan-lahan, ia mengecupi bahu dan menjalar ke leher Hendery.

Hanya sebuah kecupan kecil, tidak lebih, namun kecupan itu mengirimkan sengatan listrik ke tubuh Hendery.

"Godaanmu sendiri ternyata bisa menarikmu ikut juga, Sayang." ucap Lucas.

"Maafkan aku, Ge."

"Tidak apa-apa, Dear. Aku memaafkanmu, tapi kita harus melakukan ritual lagi, kan?" ujarnya.

"R-Ritual lagi? Apa boleh dua kali ritual dalam satu bulan?" tanya Hendery.

"Kalau memang harus, apalagi disaat luka menjijikkan ini menempel padamu."

Lucas beralih melepas pelukannya, ia mengambil sebuah hoodie besar miliknya dan menyerahkannya kepada Hendery.
Pemuda itu dengan cepat memakainya, menutupi seluruh tubuhnya.

"Tapi, Dear, sepertinya kita akan melakukan sesuatu yang berbeda saat ritual nanti." ucap Lucas.

"Berbeda? Seperti apa?"

Clair De LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang