chapter 5 :
talking to stanger
GAK apa-apa. Lalu tersenyumPeluh mengalir dari dahinya. Tangannya mencengkram erat. Tak ingin lepas. Tak ingin hilang. Tak ingin pergi.
Gak apa-apa. Lalu tersenyum.
Ia mengernyit. Merintih, memohon, mencoba.
"Jangan ...." lirihnya, setetes air mata mengalir dari netranya yang terpejam.
"AJUN!!!!!!"
Tersengal. Napasnya tersengal. Sesak. Dadanya sesak.
"KEENAKAN LO YA TIDUR DI TEMPAT ORANG SAMPE LUPA NGU—Jun, kenapa?" Teriakan Jisha berubah menjadi tanya penuh khawatir saat melihat adik satu-satunya nampak kepayahan. Kacau. Ia membantu adiknya yang mencoba duduk. Gadis Kamajaya tak menyangka bahwa adiknya yang menurut pesan singkat Ariksa baik-baik saja dan menonton televisi itu sekarang nampak jauh dari deskripsi.
Arjuna memegangi dadanya. Kausnya basah.
Mimpi itu. Senyuman itu.
Arjuna merasa sesak.
Jisha menatap khawatir.
Jisha yang baru membangunkan adiknya mendadak cemas melihat Arjuna yang kini bersimbah peluh. "Sorry, Mbak ngagetin kamu?" tanyanya lembut, mengusap poni Arjuna.
Gak apa-apa, Jun.
Suara itu masih jelas terdengar.
Arjuna mengusap peluh, ia nyengir, "Jakarta panase koyok latihan dadi penduduk neraka."
Jisha tersenyum kecut, sadar bahwa kekhawatirannya tak menjadi nyata, "Anjir, tak kiro awakmu iki ketindihan, bajingan!"
Anjir dan bajingan, dua makian dalam ucapan Jisha, Arjuna tahu kakaknya tak menaruh curiga. "Aku gak ngerti carane ngekakne AC nak kene piye, boss."
Jisha bersidekap, "Bikin khawatir aja," gerutunya, "ayo balik! Aku bawa mie pangsit."
Senyum lebar Arjuna tercipta, "Gak pedes kan?"
"Sesuai kesukaan ndoro pangeran!"
"Siap, putri mahkota!"
Jisha berdecak lantas berjalan mendahului adiknya tak mengetahui bahwa senyuman yang terpatri di birai Arjuna kini lenyap seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Standing Aloof | Junkyu Treasure
Tiểu Thuyết Chung❝ You can in a hug crowd, but if you don't feel like you can trust or talk to anybody. You feel like you are really alone. ❞ Bagi Allegra Lariksa, kehidupan hanyalah kekecewaan berbalut harapan. Dunia indah dengan kasih sayang hanya sebuah angan. Fa...