chapter 9 :
hugging feels good
ARIKSA tahu bahwa manusia itu complicated, rumit, dan benar-benar tidak bisa dipahami. Perilaku dan tingkah manusia kadang membuat Ariksa berpikir apa benar mamalia yang satu ini memiliki akal yang paling sempurna dibandingkan spesies lain di muka bumi? Manusia kadang bisa diprediksi kadang pula penuh kejutan dan tak terkendali.
Ia kira, kekuatan akal dan logikanya cukup kuat untuk mengontrol segala tindak tanduknya. Selama ini Ariksa terkenal perfectionist dan mempunyai self control yang tinggi. Tapi malam ini Ariksa harus meralat kesimpulannya. Ada variabel lain yang berhasil membuatnya masuk dalam jajaran manusia alay yang juga bisa bertingkah bodoh dan hilang kendali.
Variabel itu adalah hormon pemicu rasa bahagia yang berlebihan dan sosok Arjuna.
Ia clueless dan tak mengerti kenapa ia harus memeluk Arjuna hanya karena beberapa hormon serotonin dan dopaminnya naik usai membaca hasil test SBMPTN miliknya.
Kenapa harus pelukan?
Ariksa harusnya segera berpikir dan mengatur langkah pun rencana jika ia benar-benar pindah ke Surabaya seperti mencari kost atau kontrakan dan pekerjaan paruh waktu untuk menambah uang saku, bukannya terbawa perasaan dan memeluk Arjuna.
Demi Krusty Krab!
Ariksa merasa sia-sia mengikuti debat filsafat dan psikologi tapi bisa-bisanya terbawa suasana dan memeluk Arjuna.
Ariksa tiba-tiba merasa bodoh.
Ia ingin menjelaskan secara logis mengapa ia tadi memeluk Arjuna tapi ia tahu jawabannya terdengar seperti mencari alasan dan justru memperlihatkan jika dirinya canggung dan ma-
Fuck, kenapa gue malu cuma gara-gara meluk Arjuna?
"Gak usah bingung gitu, Ariksa."
Ariksa menoleh, apa sekarang air mukanya kentara menunjukkan kebingungannya? Arjuna nyengir lebar yang entah mengapa terlihat mengesalkan di mata Ariksa.
"Pelukan itu baik untuk kesehatan fisik dan mental," kata Arjuna sembari menerima pesanan kopi susu sachet yang diseduh air termos, khas angkringan. "When you hug often, your level of oxytocin increases, which strengthens your social bonds."
Ariksa menyeringai, ucapan Arjuna benar. Kenapa ia harus canggung jika cowok itu juga tahu benefit dari berpelukan. Arjuna bukan cowok dangkal dan berpikir bahwa Ariksa cewek ganjen yang menggoda pria dengan tubuhnya. Loh loh loh ... kenapa gue jadi mikirin pendapat dari Arjuna?
"Setahu gue pelukan bikin hormon serotonin dan dopamin keluar. Lo tau kan dua hormon itu memberi efek kebahagiaan. Dopamine, part of the brain's reward mechanism." Arjuna nyengir saat menatap Ariksa yang menyimak ucapannya. "Hugging is known to boost serotonin levels. Lo pasti tau kalo serotonin membuat mood baik dan kalo kekurangan bisa bikin depresi. Gak ada yang salah dengan pelukan dan merasa bahagia. Gue ganteng pasti lo gak tahan buat gak meluk gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Standing Aloof | Junkyu Treasure
Ficción General❝ You can in a hug crowd, but if you don't feel like you can trust or talk to anybody. You feel like you are really alone. ❞ Bagi Allegra Lariksa, kehidupan hanyalah kekecewaan berbalut harapan. Dunia indah dengan kasih sayang hanya sebuah angan. Fa...