Rasanya semua kembali ke awal. Awal mereka tinggal bersama dan menjalani penyesuaian dengan status mereka yang baru.
Kali ini juga sama. Bedanya, Arin harus menyesuaikan diri dengan sikap Jihoon yang sudah tidak sedingin dulu.Beberapa hari terakhir Arin sudah tidak lagi bermain hide and seek. Gadis itu memenuhi permintaan Jihoon sekaligus bersikap sebagaimana seharusnya nya ia bersikap, meskipun belum ada pembicaraan berarti antara keduanya, hanya pertanyaan singkat, dan pembicaraan seperlunya. Baik Jihoon, atau pun Arin, dua-dua nya masih bungkam akan rencana hidup mereka ke depannya, Jihoon juga belum membicarakan perihal formulir pendaftaran pernikahan itu.
"Arin!" panggil Jihoon.
Gadis yang masih sibuk dengan celemek yang melekat di tubuhnya, serta sendok sayur di tangannya sambil mengaduk sup yang ia masak itu sontak menoleh ke belakang dan mendapati Jihoon sudah duduk si kursi meja makan.
Aneh, sudah beberapa hari, tapi Arin merasa terkejut dengan keberadaan Jihoon, apalagi ketika laki-laki itu tiba-tiba memanggil nya seperti ini."Kau tidak sibuk malam ini kan?"
Arin menggeleng. "Tidak. Ada apa?"
"Mau ikut aku ke suatu tempat?"
Arin mengernyit. Apa-apaan ini? Batinnya bergumam.
"Ke mana?"
"Seseorang ingin bertemu dengan mu."
Tanpa suara lagi Arin mengangguk mengiyakan ajakan Jihoon.
Malamnya, Arin memenuhi ajakan Jihoon untuk pergi ke suatu tempat. Jihoon tidak memberi tahu dirinya ke mana mereka akan pergi, jadi Arin hanya diam mengikuti.
Selama perjalanan tidak ada perbincangan sama sekali. Arin yang sibuk memperhatikan jejeran gedung-gedung klasik dari kaca taxi yang ditumpangi mereka, dan Jihoon? Lelaki itu sesekali melirik ponselnya, sisanya ia gunakan untuk memperhatikan Arin yang terkadang menggembungkan pipinya, kadang menghembuskan napas berat, kadang juga mencoret-coret embun yang menempel di kaca mobil dengan jarinya.
Jihoon terkekeh
Gadis itu sama sekali tak berubah. Arin, masih sama seperti Arin yang dulu.
Tak lama berselang taxi yang mereka tumpangi sampai di sebuah gedung yang cukup terkenal di Praha, The Dancing House.
Arin merasa De Javu seketika.
"Ginger and Fred?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY - Park Jihoon/Choi Arin/Win Metawin
Fanfiction[COMPLETE] [짝 사랑 {Unrequited Love} 2nd Book}] You must read Unrequited Love (짝 사랑) first, before ypu read this story Just a story about Jihoon and Arin after all this time. 3 tahun bukan waktu yang sebentar. Banyak hal berubah, kecuali perasaannya...