EPIPHANY - Eunoia [EPILOGUE]

67 9 9
                                    

Bertahun-tahun telah berlalu sejak keputusan Arin untuk mempercayai cinta Jihoon. Tentu sudah banyak hal yang berubah dari hidup mereka, terutama sejak hadirnya malaikat cilik di tengah keluarga kecil yang mereka bangun.

"Ibu, kapan Ayah akan pulang?" Yijun kecil merengek, membuat Arin yang tengah sibuk memotong wortel menoleh cepat untuk mendapati sang putra yang menatapnya memelas dari balik meja pantry yang bahkan tingginya melebihi anak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu, kapan Ayah akan pulang?" Yijun kecil merengek, membuat Arin yang tengah sibuk memotong wortel menoleh cepat untuk mendapati sang putra yang menatapnya memelas dari balik meja pantry yang bahkan tingginya melebihi anak itu.

Usia Yijun kini memasuki umur lima tahun. Namun, di usianya yang sekarang, Yijun sudah menunjukkan pertumbuhan yang membuat Arin dan Jihoon bangga. Keingintahuan Yijun sangat tinggi, membuatnya menanyakan apa saja yang tak ia pahami, termasuk ketidak hadiran sang ayah selama beberapa pekan terakhir karena kesibukkannya.

Arin meletakkan pisaunya, ia berjalan mendekati Yijun dan berjongkok di hadapan sang putra. "Ibu pernah bilang apa pada Yijun tentang Ayah?"

Dengan mulut yang manyun Yijun menjawab. "Ayah bekerja."

"Benar sekali," ucap Arin. "Lalu, apa yang Ayah katakan semalam ketika kita menelpon Ayah?"

"Sebentar lagi ayah akan pulang," jawab Yijun dengan wajah yang ditekuk.

"Kalau begitu, Yijun tinggal menunggu saja. Ayah kan sudah bilang dia akan segera pulang, jika ayah akan pulang ayah pasti akan memberi tahu Yijun," jelas Arin, memberi pengertian kepada anak lima tahun yang merindukan ayahnya itu sungguh tidak mudah. Hampir setiap hari Arin harus menjelaskan pada Yijun yang terus bertanya kapan ayahnya pulang.

Yijun mengangguk paham dengan penjelasan sang Ibu, meskipun anak laki-laki itu masih terus menunjukkan raut wajah sedihnya.

Sudah hampir satu bulan Jihoon meninggalkan Korea untuk mengurus pembukaan cabang perusahaan nya - sebetulnya perusahaan orang tua Jihoon yang kini sudah diambil alih oleh Jihoon - di Thailand, tak bisa dipungkiri jika Yijun yang memang sangat dekat dengan ayahnya itu sangat merindukan sosok-nya.

Jihoon, meskipun lelaki itu kini seorang Pemimpin perusahaan, ia tak pernah absen menyempatkan diri mendampingin tumbuh kembang putra semata wayangnya. Ia akan menyempatkan diri untuk pulang di jam makan siang, dan pulang tepat saat jam kantor sudah berakhir. Kalaupun ada pekerjaan yang belum terselesaikan, lelaki itu akan memilih membawanya pulang, mengerjakannya di rumah sembari sesekali melihat sang jagoan kecilnya di kamar.

Begitulah sosok Jihoon sekarang, sejak ia dan Arin memutuskan kembali bersama, lelaki itu benar-benar berusaha keras untuk membuktikan pada Arin bahwa apa yang ia rasakan bukan hanya bayang-bayang dari sebuah perasaan bersalah saja. Jihoon benar-benar mencintai Arin, dan Arin bisa merasakan kesungguhan itu.

Tentu wanita itu terkadang masih terkejut dan tak biasa. Namun berjalannya waktu, Arin benar-benar sudah terlena dengan segala perhatian dan perlakuan Jihoon padanya, terlebih saat ia mengandung Yijun.

EPIPHANY - Park Jihoon/Choi Arin/Win MetawinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang