EPIPHANY - 4. Long Time No See

89 10 1
                                    

Arin yang menikmati seporsi trdelnik bersama seorang laki-laki asing sembari bersenda gurau pagi itu benar-benar membuat kepala Jihoon tak bisa berhenti memikirkannya. Beberapa hari ini hanya ia habiskan di apartment Jinyoung, berkeliling pun hanya sekitar jalan Rybna saja.

Jinyoung bilang Celetna itu memang wilayah anak-anak Charles, jadi tidak akan heran jika Jihoon kapan saja bisa bertemu Arin di sana.

"Aku pulang," seru Jinyoung yang baru masuk.

"Oh, kau sudah pulang?" Jihoon melirik Jinyoung sekilas, kemudian fokusnya kembali ke layar televisi yang menampilkan berita dalam bahasa Czech. Hal itu membuat Jinyoung mengernyit heran melihat nya.

"Kau paham apa yang dikatakannya?" tanya Jinyoung, merujuk ke pembawa berita tersebut.

Jihoon menggeleng, masih dengan memperhatikan layar besar tv di depannya.

Jinyoung mendengus, dan hendak meninggalkan Jihoon. Namun urung dengan panggilan Jihoon.

"Jinyoung!"

"Apa?"

"Aku tadi menghubungi orang tua Arin, mereka menyuruhku datang," ujar Jihoon.

"Kau akan pergi sore ini?"

"Aku akan pergi malam ini. Aku harus berkemas terlebih dahulu."

"Berkemas?" Jinyoung bertanya heran.

"Ibu menyuruhku tinggal di sana."

"Baguslah. Jadi kau tak perlu merepotkan ku."

"Ya!" Jihoon mendelik mendengar tuturan Jinyoung.

"Bercanda." Jinyoung berjalan mendekati Jihoon, laki-laki itu meletakkan tasnya di atas meja makan, lalu duduk di sebelah Jihoon. "Apa tidak apa-apa kau menetap di sana?"

"Setelah aku pikir-pikir, sepertinya tidak apa-apa. Akan lebih baik jika aku berada di dekat Arin, membiasakan diri lagi."

"Baiklah kalau begitu. Beri tahu aku jika kau sudah siap pergi."

Jihoon mengangguk menanggapi Jinyoung sebelum Jinyoung beranjak menyambar tasnya dan berlalu ke kamar laki-laki itu.

-------

Kelas sudah berakhir dari tadi. Saat ini Win dan Arin tengah berjalan menuju supermarket yang tak terlalu jauh dari kampus mereka. Win meminta Arin untuk menemaninya berbelanja bulanan. Gadis itu sering dimintai Win untuk menemaninya belanja dengan alasan jika berbelanja dengan perempuan akan lebih efisien, dan Win membuktikannya. Arin sangat teliti memilih barang-barang kebutuhan untuk Win di apartemen nya sendiri. Maklum, Win adalah anak laki-laki dengan 2 kakak perempuan yang sudah pasti tidak akan paham dengan kebutuhan rumah.

Arin tengah berada di depan rak makanan ringan, ia mengambil satu bungkus makanan ringan favoritnya sambil masih melihat-lihat yang lain, "Win, kau mau?" tawarnya pada Win, tanpa tahu kalau laki-laki itu tengah mengambil gambarnya.

Win sontak gelagapan. Ia pikir ia tertangkap basah, ternyata Arin masih fokus melihat ke bagian bawah rak makanan ringan itu. "Boleh. Samakan saja dengan milikmu."

Arin mengambil 1 bungkus lagi, dan meletakkannya ke trolly belanjaan yang dari tadi didorong Win.

"Tidak ada yang inging kau beli lagi?" tanya Arin.

Gadis itu menggeleng. "Tidak. Kau?"

"Ku rasa cukup. Ayo ke kasir."

Mereka berjalan menuju kasir, masih dengan Win yang mendorong trolly dan Arin yang ada di sebelahnya.

EPIPHANY - Park Jihoon/Choi Arin/Win MetawinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang