O.6

1.9K 222 41
                                    

Chenle melangkahkan kaki di sepanjang Lorong Neo High menuju ke kelas tingkat dua a.

Jantungnya berdebar gugup kala mengingat bahwa Jisung akan berada di kelas tempat ia menggantikan Yugyeom untuk mengajar.

Ketika sampai di depan pintu Chenle disambut dengan perkelahian main-main juga suara bising yang dominan dengan saling melayangkan umpatan kasar.

Ia memindai setiap murid dan mencari wajah yang dikenal ternyata sedang duduk di pojok kelas dekat jendela sembari menaikan dua kakinya ke atas meja.

Dia, Jung Jisung.

Pandangan mereka saling bertemu yang membuat Chenle langsung meremang. Jisung menyeringai kecil melihat reaksi Chenle lalu menggebrak meja yang mana membuat suasana tiba-tiba hening.

Bibir penuh si superior tersenyum remeh. "Guru kesayangan kita telah kembali" ujarnya main-main yang membuat penghuni kelas berseru heboh selagi Chenle melangkah masuk ke dalam kelas dengan langkah lambat.

Wajah-wajah yang ditemui di kelas ini kebanyakan adalah orang-orang baru yang tidak Chenle kenal.

Benar juga, sekarang awal semester yang berarti kemungkinan besar terjadi pergantian murid kelas dengan berandal yang sudah bertaubat dipindahkan ke kelas biasa lalu digantikan berandal baru yang mau-maunya saja diperintah di bawah kaki Jisung.

Tapi Chenle masih mengingat beberapa wajah yang tak asing duduk menyebar di sekitar Jisung. Mereka adalah Lai Guanlin, Choi Beomgyu, juga Hwang Hyunjin.

Mereka bertiga nampak tidak perduli dengan suasana kelas yang ribut juga tidak memberikan Chenle atensi.

"Selamat pagi..."

Chenle mulai bersuara dan ajaibnya seluruh penghuni kelas terdiam dan sedetik kemudian ribut kembali.

Mereka banyak berkomentar dan bertanya-tanya hal random yang menurut Chenle sendiri diluar konteks bahkan banyak dari mereka menyeletuk.

"Ssaem! Apakah anda sudah menikah?"

"HEY, SSAEM! KAU CANTIK SEKALI! AYO JADI PACARKU!"

"Apakah dia manusia? Pucat benar kulitnya seperti mayat?"

Tangannya meremat buku absen dengan perasaan berkecamuk.

Setidaknya beberapa diantara mereka belum ada yang berani melecehkannya secara fisik selain ajakan menjadi pacar yang sungguh tidak masuk akal itu.

Chenle membuka mulut hendak menjawab pertanyaan yang diajukan tetapi seruan dari salah satu murid di sana membuat Chenle gugup bukan main terlebih Jisung nampak mengawasi pergerakannya.

"HEI! HEI! JANGAN RIBUT! CALON PACARKU INGIN BERBICARA!" teriak salah satu murid.

Anehnya suasana kelas kembali hening karena seruan penuh halusinasi dengan Chenle yang beberapa kali membuka mulut dan mengatupkannya lagi ragu.

"Saya...."

Seluruh penghuni kelas itu menatap Chenle dengan penasaran dan akhirnya ultimatum yang diutarakan sukses membangkitkan berbagai skenario gila di pikiran seorang Jung Jisung.

"Saya masih lajang dan untuk kalian yang belum mengenal saya, perkenalkan.... Saya Zhong Chenle mahasiswa semester akhir di Universitas Kyunghee dan akan menggantikan Yugyeom-ssaem mengajar selama tiga bulan"

Mendengar kata lajang membuat para murid pria itu berteriak riuh dan sesekali bersiul juga ber-highfive heboh.

Mereka berpikir setidaknya walaupun tidak menjadi pacar ada yang bisa dipandang dengan lamat karena visual sang guru pengganti begitu menawan bak malaikat.

"Lajang... eh?"

Hyunjin yang duduk di depan Jisung menoleh ke belakang dan menatap aneh. "Kau barusan berbicara apa, Jung?"

Jisung menggeleng. "Kurasa aku akan kembali menjadi seperti tiga bulan yang lalu karena Zhong-ssaem sudah kembali"

Pemuda Hwang itu mengedikan bahu tidak acuh dan kembali menelungkupkan kepala.

Meskipun kelakuan berandalnya sudah mulai berkurang ketika Chenle magang selama tiga bulan semester lalu bukan berarti semangat belajarnya ikut berkobar, justru makin berkurang.

Jadi, setidaknya dengan adanya Chenle kembali mengajar sebagai guru pengganti dan bukannya guru bimbingan konseling disini ia bisa meningkatkan semangat belajarnya mengingat banyak hal yang Chenle lakukan untuknya dan keluarga saat itu.

.

.

.

Hari pertama tatap muka dengan murid yang akan Chenle ajar selama tiga bulan ke depan berjalan sukses dengan sedikit kendala.

Mereka tidak terlalu berandal seperti apa yang sebelumnya Siwon beritahukan tentang perangainya.

Justru beberapa dari mereka adalah anak-anak yang supel namun mereka sangat malas berpikir dan tingkat kepedulian terhadap nilainya sendiri sangat rendah.

Intinya, mereka tidak sadar diri. Sebagian besar dari mereka berpikiran bahwa kekuasaan mengalahkan segalanya dan dilihat dari latar belakang pun orang tua mereka berkecukupan dengan kekuasaan yang melimpah.

Tidak perlu bersekolah, tidak perlu nilai bagus. Toh hidupnya sudah terjamin.

Ingin sekali Chenle mematahkan pemikiran mereka yang seperti itu dan rasanya akan dibutuhkan waktu lama untuk mengubah pola pikir orang banyak yang belum tentu bermindset sama.

"Lajang... ya?"

Chenle mengigit bibir bawah. Saat ini adalah jam istirahat dan ia memilih untuk ke atap sambil mengunyah roti susu dengan pikiran mengawang.

"Kurasa aku harus membicarakan ini dengan Jaehyun-hyung..."

Jujur saja ia takut jika penghuni sekolah akan berpikiran macam-macam jika ia mengenalkan diri sebagai Jung dan menambah rumor miring tentang Jisung di sekolah ini.

Sudah cukup perangainya di cap buruk oleh para guru jangan sampai keluarganya juga ikut dicaci terlebih Sungchan yang merupakan murid berprestasi yang sudah pasti akan tersebar banyak rumor yang tidak mengenakan diantara keduanya ketika Chenle mengenalkan diri sebagai Jung.

Brakk

Pintu atap berbahan alumunium diujung ditendang keras hingga menyebabkan bunyi nyaring.

Chenle berjengit dan langsung menoleh kala ia menemukan sosok si bungsu tengah menatapnya dengan dagu terangkat.

"J-Jisung?"

Si bungsu Jung itu menyeringai kala melihat Chenle bergerak mundur setelah ia melakukan sesuatu pada pintu di belakang tubuhnya.

"Lajang? Kau mengaku dirimu seorang lajang setelah sebulan yang lalu menikah dengan pria tua itu? Wah, tidak habis pikir... Apa kau berniat menggoda pria dengan uang banyak yang berkuasa di sini seperti Paman Siwon misalnya?"

Chenle menggeleng tidak percaya kala mendengar semua tuduhan itu ditujukan ke arahnya.

Apa yang diucapkan Jisung benar-benar salah dan ia tidak terpikir sama sekali untuk menggaet pria lain disaat ia sudah terikat status pernikahan dengan Jaehyun.

"Ti--dak -ukh!"

Wajah Chenle dicengkram oleh Jisung. Tinggi badan keduanya yang terpaut beberapa senti tidak terlalu banyak berpengaruh karena tenaga yang Jisung miliki melebihi kapasitas Chenle.

"Sekali jalang tetaplah jalang" Jisung menatap penuh benci seraya mengeratkan cengkramannya pada wajah Chenle yang membuat empunya meringis sakit.

"Biar kuperlihatkan bagaimana seorang jalang bekerja. Jadi, puaskan aku sekarang, ibu"

.

.

.

[ 貴方は私達の物だ ]

lapak berkomentar, menghujat, dkk

guilty pleasure of sinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang