O.3

2.5K 248 64
                                    

Pada kenyataannya Jaehyun bukanlah orang yang selalu menetapi janji terutama jika menyangkut kepuasan nafsu duniawi.

Tidak tahu saja kalian kalau dia mengambil jatah quickie begitu selesai membawa Chenle ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Chenle kembali mengerang saat merasakan sengatan di tubuh bagian bawahnya ketika bergerak.

Keadaan ini sungguh membuatnya tidak nyaman untuk melakukan apapun. Namun karena tuntutan sebagai seorang pasangan yang baik ia harus melakukannya.

Memasak tentu saja.

Sebentar lagi si kembar Jung pasti akan turun ke ruang makan dan Chenle tidak ingin merusak suasana pagi dengan sarapan yang belum tersaji.

Karena tidak memiliki waktu banyak mengingat apa yang sudah si Jung tua itu lakukan pada tubuhnya Chenle hanya membuat menu sarapan simpel.

Langkah kaki berbalut sepatu mengilap juga tubuh tegap berjas menyambut pengelihatan.

"Pagi, sayang" ucapnya manis dan mengecup pipi Chenle sebelum mendudukan diri di kursi makan.

"Pagi, hyung. Maaf, tolong tunggu sebentar lagi dan ini teh milikmu"

Jaehyun berdeham lalu menyeruput cangkir berisi cairan berwarna hijau dengan rasa yang menenangkan.

"Pagi, Ibu" ucapan itu terdengar lembut dan menyenangkan didengar. Chenle menoleh dan mendapati si sulung Jung tersenyum dari kursi makan tempat ia duduk.

"Pagi, Sungchan-ah... Susu?"

Lelaki jangkung itu menggeleng. "Bisakah aku mendapatkan minuman yang sama seperti Appa?"

Jaehyun melirik si sulung tajam yang tentu saja tidak disadari oleh Chenle yang justru senang-senang saja membuatkan Sungchan secangkir teh seperti Jaehyun.

"Nah, teh seperti Appa untukmu Sungchan-ah. Eum.. di mana Jisung?"

Chenle tersentak ketika bahunya didorong kasar oleh Jisung yang ternyata sudah berdiri di balik tubuhnya beberapa menit lalu.

"Kau merusak pagiku. Minggir" tandasnya pedas yang langsung membuat Chenle mundur teratur lalu berbalik menyiapkan lauk yang telah selesai dimasak.

"Jaga ucapanmu, Jung Jisung!"

Bentakan dari si kepala keluarga menggelegar di pagi hari kediaman Jung. Jisung yang mendapat teriakan itu mendecih.

"Ini sudah tiga bulan sejak pernikahanku dengan Chenle! Kenapa kamu tidak bisa menerimanya? Ia telah berusaha merawatmu dengan baik!"

Jaehyun marah. Chenle bahkan tidak berkutik di tempatnya berdiri. Kakinya bergetar karena semenjak tinggal di kediaman ini ia tidak pernah mendengar nada suara Jaehyun yang setinggi sekarang.

"DIA ITU JALANG! KAU MENIKAHI ORANG ITU KARENA TUBUHNYA KAN? KAU DIBAYAR BERAPA OLEH APPA HUH?"

Jisung menunjuk tubuh Chenle dengan senyum meremehkan dan kembali mengeluarkan kalimat-kalimat menyakitkan.

"MURAHAN! DAN KAU, APPA! HARUSNYA KAU SADAR DENGAN UMURMU! BAGAIMANA BISA KAU MENIKAHI SESEORANG YANG TERPAUT EMPAT BELAS TAHUN DENGANMU?"

Jisung berteriak tidak terkendali dan efek dari ucapan itu adalah kemurkaan Jaehyun. Lelaki itu bangkit dari kursinya dan menampar wajah si bungsu.

"H-hyung!" Chenle menatap Jaehyun tidak percaya sementara Jisung memegangi sisi wajahnya yang memerah.

"Lihat? Kau menamparku karena semua ucapanku itu benar kan? Haha, kau gila Appa... Tunduk hanya karena tubuhnya? Cih, sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggap dia sebagai Ibuku"

guilty pleasure of sinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang