O.9

1.9K 218 56
                                    

"Kalian ini sedang apa?"

Semua pandangan tertuju pada sosok tampan lain yang berdiri di belakang Jaehyun dengan sorot tidak mengerti.

Tapi dia tidak bodoh untuk merasakan suasana tegang di kamar si kepala keluarga.

"S-Sungchan? A-ada apa?"

Chenle melepaskan rangkulan Jisung begitu cepat dan menjaga jarak dengan kikuk meskipun seluruh tindak tanduknya tidak lepas dari pengawasan Jaehyun.

"Um... Bukankah sekarang waktunya makan malam? Aku sudah memasak tadi karena kurasa Chenle-hyung tidak enak badan?"

Jaehyun mengerenyit mendengar sematan dibelakang nama Chenle yang diucapkan si kembar tertua.

"Dia ibumu, kenapa kau memanggilnya hyung, Jung Sungchan?"

Mendengar intonasi angkuh lelaki yang telah merawatnya selama delapan belas tahun hidup membuat Sungchan mengumpat di dalam hati.

"Chenle-hyung yang memintanya. Cobalah bertanya padanya jika tidak percaya padaku"

Pemuda manis yang berukuran paling mungil di sana melangkah ke arah Jaehyun dan menyentuh permukaan dadanya yang masih dilapisi jas kerja.

Sungguh, ekspresi dingin yang seolah siap menghancurkan apapun yang ada didekatnya membuat Chenle gemetar.

"H-hyung... S-Sungchan benar... Sudahlah um? Lagi pula ini masih terlalu cepat untuk mereka menerimaku"

Chenle berbisik lirih yang membuat ekspresi wajah Jaehyun melunak. Ia merengkuh tubuh mungil beraroma menggoda ke dalam dekapan.

Sengaja memancing amarah si kembar yang berdiri berjauhan.

Menyeringai tipis. Jaehyun kembali membubuhkan bumbu yang bisa saja memicu pertumpahan darah jika dilanjut lebih jauh.

Ia mengecup sudut bibir sang istri di depan anak-anaknya dan tentu saja ia sadar siapa yang baru saja berdecih.

Jisung lah pelakunya.

Dia melangkah cepat dan berhenti di belakang tubuh Chenle yang masih direngkuh erat oleh sang Ayah.

Ia menatap sengit Jaehyun dan menarik satu pergelangan tangan Chenle hingga lelaki manis itu tersentak mundur dengan punggungnya bersandar di dada Jisung.

"Kau yang memulai semua, Ayah... Aku sudah sepakat dengan Sungchan soal ini. Jangan bermain-main dengan kami. Lihat siapa yang akan memiliki dia di akhir nanti"

Pernyataan perang itu diakhiri dengan gigitan ganas di leher yang dipastikan meninggalkan bekas.

Tepat di depan Jaehyun yang semakin menatap kembar termuda dengan tajam.

Chenle meringis kala merasakan lehernya berdenyut nyeri.

"Aku akan menunggumu di meja makan, ibu" bisik Jisung dengan sorot mata lembut yang tentu saja membuat Chenle bingung.

Sungchan tersenyum tipis sebelum menyusul Jisung keluar dari kamar Jaehyun dan meninggalkan ia berdua bersama sang suami.

Chenle menyentuh lehernya dengan gemetar mencoba menutupi apa yang baru saja Jisung lakukan pada tubuhnya.

Irisnya menatap Jaehyun dengan sorot takut yang membuat si pemilik dua titik cacat di pipi menghela napas.

Ia kembali mendekap tubuh istri mungilnya seraya berbisik. "Dimana Jisung menyentuhmu, hm?"

"Apa saja yang dilakukannya?"

Bibir bawahnya tergigit. Tidak mungkin Jaehyun mengetahui kejadian di atap Neo High bahkan di ruang OSIS tadi pagi bukan?

guilty pleasure of sinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang