˗'ˏ seven ˎˊ˗

322 46 7
                                    

- broken -
• author's pov •

"LOH? Haru-chan dan Mako-chan dimana?" Nagisa bercicit kala dia sadar akan absensi keduanya.

Senin. Dan seperti biasanya, klub renang akan memulai aktivitas mereka. Semuanya terasa seperti biasa, namun ketidakhadiran kedua anggita tersebut membuat atmosfer yang lebih senggang.

Gou menggelengkan kepalanya. "Entahlah. Aku menelpon Tachibana-senpai tapi telponku tidak diangkat."

"Mungkin dia ada masalah keluarga?" Rei meregangkan tangannya, memastikan tubuhnya siap untuk berenang.

Nagisa mengerucutkan bibirnya. "Tumben.. biasanya dia akan langsung mengabarkan.."

Gou mengangkat bahunya. "Sudahlah, jangan pikirkan. Ayo mu-"

"Maaf aku terlambat," ujar Makoto setibanya dia di kolam renang. "Tadi ada sedikit kecelakaan saat di lorong, maaf ya." Makoto tersenyum sembari memulai pemanasan singkat,

Anggota lain hanya menatap dia dengan sorot mata crmas.

Makoto tersenyum dan membalas tatapan mereka. "Kenapa?"

"Haru-chan dimana?" Nagisa memecahkan hening diantara keempatnya.

Seulas senyum menjadi balasan perkataan Nagisa. Senyuman yang tampak tipis namun terpaksa. "Yah.. hari ini dia tidak bergabung dengan kita."

• • •

BEBERAPA waktu yang lalu, tepat setelah bel istirahat antara belajar dan ekskul berdering, Makoto bangkit dari kursinya tanpa berkata sepatah katapun kepada Haru.

Ini aneh — apalagi bagi Haru.

Seharian ini lelaki itu tampak menghindar. Selama pembelajaran berlangsung dia tampak lemas, ketika istirahat dia menghilang. Makoto yang hari ini.. aneh.

"Makoto." Haru menahan tangan Makoto, mencegatnya ketika lelaki bersurai coklat itu hendak membuka pintu ruang kelas. "Kamu kenapa?"

Kelas sepi, hanya tersisa keduanya disitu, entah bagaimana caranya. Di koridor pun tiada satu orang pun yang berjalan mondar mandir.

Senyumlah, senyum. Itu pelindung terbaikmu, benak Makoto. Lagi-lagi, dia hanya tersenyum. Senyuman paksa yang Haru sudah sangat kenali. "Kenapa gimana?"

Haru mendecak. "Makoto, kau bisa membohongi dirimu tapi aku? Aku bahkan lebih mengenal dirimu ketimbang dirimu sendiri!"

"Kalau gitu harusnya kau tahu kenapa aku bersikap seperti ini."

Haru membelak. Jarang.. bahkan hampir tak pernah Makoto bersikap seperti itu.

Ini bukan Makoto yang dia kenali.

"Ck." Haru menarik keluar jaket klub renangnya dari tas, lalu melemparkannya ke wajah Makoto. "Aku keluar dari klub, titik." Si surai biru kemudian berjalan pergi.

Meninggalkan Makoto dengan jaket yang lebih kecil ketimbang miliknya.

• • •

MAKOTO mengeringkan wajahnya yang basah dengan handuknya. Kala dia hendak menarik seragamnya, jaket milik Haru tertarik keluar dan jatuh di lantai. Dia memungutnya — membuat memori beberapa jam lalu berputar ulang di dalam kepalanya.

Suara Haru yang marah menggema di dalam kepalanya.

Bodoh, rutuk benaknya. Dia menjejalkan jaket itu secara asal ke dalam tas. Ponselnya kemudian bergetar, menampilkan satu pesan dari si surai hitam.

Sousuke
Apa kamu ada waktu?

• • •

- a.n -

udah setahun ya ga update *merenung*

kangen aku ga siiih? :( jujur aku udah hampir lupa sama alurnya, jadi dua hari ini aku baca ulang biar feel-nya dapet lagi dan Puji Tuhan aku inget 👍

nah, gimana? feel-nya di kalian masih dapat gaaa? atau udah engga gegara udah lama ga update? 🤔

next update kalau vote nyampe 20 dan comment nyampe 30. bisa? bisa dong ya 🤭

see you in the next chapter!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I [Don't] Love You | m.t × h.nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang