Di pagi hari dikala kebanyakan orang sedang mengumpulkan tenaga untuk bersiap memulai aktivitas, disanalah Qaysha sudah siap menanti sang kakak yang berancana menjemput nya hari ini.
Tidak lama suara klakson motor terdengar dari luar rumah, membuat Qaysha bersigegas membuka pintu rumah.
"Ayuuk" sedikit teriak abang nya masih duduk di atas motor
"Ih iya, dia yang minta jemput dia juga yang riweuh"
Qaysha menutup pintu rumah dan segara ke Angga untuk meminta helm. Baru saja ia duduk di boncengan motor dan Angga mulai melaju kuda besi itu. Ia melihat se sosok pria yang mengingatkan nya kepada seseorang yang tak bisa lepas dari ingatannya sampai saat ini. Lelaki berambut lumayan panjang nan tebal, beralis tebal, dan bermata tajam. Qaysha benar-benar tidak bisa lepas pandangannya dari orang yang sedang berlari pagi itu, tetapi motor Angga malah semakin jauh dan jauh membuat Qaysha kembali kehilangan sosok itu lagi.
Diperjalanan menuju kampus tidak ada obrolan antara Qaysha dan Angga, karena tidak ada pula yang harus mereka obrolkan di pagi ini. Tak butuh waktu lama pun, mereka sudah sampai di kampus karena jarak dari rumah jaraknya yang memang tidak terlalu jauh.
"Qay" imbau Angga saat Qaysha sedang melepaskan helm
"Ya?"
"Adek teman abang juga satu angkatan sama kamu"
"Abang punya temen?"
"Eh sembarangan kamu, abang serius"
"Ya terus kenapa bang? Masa aku harus nyari siapa adeknya temen abang? Buat apa juga sih"
"Ya siapa tau kamu gapunya temen, kamu kan introvert garis keras"
"Sok tau luu, dahlah aku masuk dulu. Balik gih kerja, cari duit yang banyak biar aku bisa ikutan kaya"
"Ngomong apaan si? Abang balik dulu ya, belajar yang bener"
"Yoo, bye"
Hari ini adalah hari pertama Qaysha akan mengenyam pendidikan di kampusnya dan resmi menjadi seorang mahasiswi. Dengan harapan-harapan yang baru ini, Qaysha melangkah masuk ke dunia baru nya ini.
Sesampainya Qaysha di kelas nya pagi ini, ia melihat sudah ada beberapa orang disana tetapi ia bingung cara awal bersosialisasi bagaimana? Mereka bukan Tiara yang ntah mengapa membuat Qaysha berani menyapa terlebih dulu.
Tak mau ambil pusing Qaysha mengambil kursi paling depan ujung dekat pintu, menunggu semoga Tiara segera datang agar hidupnya tidak terlihat terlalu pendiam seperti ini.
Tapi tak lama, Qaysha terdiam saat seorang laki-laki yang masuk ke kelas nya berwajah lugu dan memakai kacamata.
"Z-z-zweitson?"
"Qaysha?" Heran Zweitson dalam senyum tulus nya
"Kuliah disini juga?"
"Iyaa"
Mereka berdua tersenyum bahagia karena mereka menemukan teman tanpa perlu banyak perkenalan.
"Aku ga nyangka sih" takjub Qaysha "by the way kayaknya kalo gue manggil Zweitson kepanjangan deh, panggilan lo apa?"
"Soni aja gakpapa"
"Eh ini kita lo-gue gakpapa kan?"
"Oh gakpapa santai"
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Cintaku | UN1TY
Teen FictionTerinspirasi dari kisah dibalik lagu Coba Cintaku - UN1TY