"Ra.. lo mau ikut gue?"
"Gak dulu deh Qay, gue mau pulang aja"
"Oh yaudah pesen gih taksi online nya, biar gue tungguin"
"Gue naik busway sih rencana nya"
"Lah kenapa? Bukan nya makin lama ya lo sampe rumahnya?"
"Gakpapa, sekalian me time"
"Oh yaudah, lu jalan dulu ke halte nya biar gue nungguin taksi online gue sendiri disini. Tapi hati-hati ya lo Ra.."
"Iya, dadah Qay"
Tak lama taksi online Qaysha tiba, ia segera naik dan meninggalkan kampus.
Tapi tujuan Qaysha tidak langsung pulang untuk menikmati kasur yang pasti sudah menunggunya. Melainkan ke Supermarket terlebih dahulu, yang pasti lebih ia butuhkan. Untuk persediaan barang-barang di rumah nya yang harus lebih banyak ia stok lagi. Biar tidak sulit jika ia sangat butuh sesuatu di suasana genting.
Kini ia sudah di depan rak sereal, berjinjit berusaha mengambil sereal coklat di posisi rak paling atas.
"Yhaaaaa~"
Brug!
Ia terjatuh serta menabrak seorang pemuda yang sedang berjalan tepat di belakangnya sesaat ia akan terjatuh. Kebetulan pemuda itu juga sedang lupa memasang kuda-kuda nya.
Saat mengetahui ia menabrak seseorang, Qaysha membulatkan mata nya sempurna. Dan segera menghampiri orang tersebut
"Duh kak, mas, bang gakpapa? Duh sakit ga ya? Duh maaf ya mas, bang, kak" cerocos Qaysha sambil menyatukan tangannya tanda bermohon
"Kamu?.. Qaysha?" Ucap pemuda itu ketika ia bisa melihat wajah Qaysha dengan sempurna
"Ha?" Bingung Qaysha "eh sini saya bantu berdiri dulu kak"
Mereka berdua pun berdiri dari pose terjatuh bak model papan talenan di Supermarket yang lumayan ramai sore hari itu.
"Gakpapa kok, Qaysha kan?"
"Iya kak, kakak yang tadi pagi ke rumah aku?"
"Iya, yang kemaren kamu tatap terus tiba-tiba nangis juga"
"Eh hehe, kak yang itu gak usah dibahas lagi ya" jawab nya sambil tersenyum lebar canggung
"By the way, nama gue Fenly" Fenly menjabatkan tangan nya dan untungnya diterima Qaysha
"Lagi belanja bulanan?"
"Oh ini? I-i-ngak kak, cuma beli beberapa aja"
"Okey, mau bareng?"
"Hmm.."
"Udah gakpapa, yuk"
Sore ini Qaysha seperti disambar apa bisa jalan bersama orang yang benar-benar mengingatkan ia dengan masa lalu nya. Seseorang dengan mata tajam, rahang kuat dan rambut tebal yang dengan susah payah ia tinggalkan namun bertemu kembali dengan duplikat nya di tempat ini. Entah apa maksud semesta mempertemukannya dengan pria ini? Mengapa tak izin kan saja ia lepas dengan itu semua?
"Qay.."
"Hmm.. iya kak"
"Kamu gakpapa kalo belum mau cerita kenapa kamu nangis kemaren pas lihat aku, tapi kalo udah nyaman dan udah siap aku bisa denger cerita kamu kok" Fenly menepuk bahu gadis itu pelan seperti memberi kekuatan disana
Mereka saling bertatap, dengan tatap yakin yang sempurna terpancar dari mata Fenly dan tatap sendu yang terus terjun di mata Qaysha. Tapi tidak dengan tatapan orang-orang yang sedang berbaris di belakang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Cintaku | UN1TY
Teen FictionTerinspirasi dari kisah dibalik lagu Coba Cintaku - UN1TY