"Duh akhirnya sampe rumah juga"
Fiki meregangkan badan nya yang baru keluar dari taxi online.
"Makasih ya pak" sahut mereka saat Fajri dan Zweitson juga sudah turun.
"Gila, akhirnya selesai juga ya ospek nya. Duh remuk nih badan gue kayaknya"
"Iya capek" sahut Fajri
"Eh gue mau pesen kopi, lo mau ga Son? Ji?"
"Enggak deh"
"Tumben lo gamau kopi, Son"
"Gue capek, pen buru-buru mandi terus tidur. Gue ke kamar dulu ya"
Fiki meangguk-angguk saja dengan jawaban Zweitson.
"Lu, Ji?"
"Ha? Gatau deh, gue ngantuk Fik. Dah ya"
Fiki pun menghela napas melihat kedua temannya yang tumben kompak tidak mau ditraktir. Biasanya kalo Fiki beli sendiri, malah diminta-minta.
Fiki pun menutup pintu rumah dan sudah memesan kopi nya lewat ojol.
Tidak beberapa lama, ada bunyi suara motor dan ketukan di pintu rumah.
"PERMISI"
"GO FOOD"
"Iyaaa" sahut orang rumah dan mulai membuka pintu
"Makasi mas"
Setelah menerima kopi yang dipesan, sang tuan rumah meletakkan kopi itu di meja makan. Dan kembali ke kamar karena ia yang baru selesai mandi belum terlalu selesai mengeringkan rambutnya.
*drrrrtt drrrrt
"Halo?"
"Halo mba, saya dari ojol kopi yang mba terima tadi itu salah alamat mba. Kopi pesanan mba ada di saya, teman saya salah alamat"
"Oh begitu ya pak, jadi saya harus bagaimana? Apa harus saya ganti?"
"Gak usah mba, Apa mba bisa kesini saja? kira-kira 5 rumah dari rumah mba. Itu rumah yang punya kopi yang mesan ke teman saya tadi"
"Oh baik pak, tunggu sebentar"
Sambungan telfon terputus, dan Qaysha bergegas menyelesaikan pengeringan rambutnya. Ia tidak enak bila ditunggu begini.
Qaysha berjalan dan mulai menghitung rumah demi rumah. Dan benar saja terlihat seorang pria dan 2 mas-mas ojol disana.
"Maaf ya mba, karena keteledoran saya jadi membuat mba harus repot-repot kesini" ungkap maaf dari mas ojol yang salah alamat itu
"Oh gakpapa kok mas" ramah Qaysha
"Oiya ini kopinya mas"
"Oh mba kasih aja langsung ke yang mesan, punya mba juga ada di mas yang mesan ini"
Qaysha pun memutar arah bola matanya, menangkap pria tinggi yang berkisar beda 12 meter kurang lebih dengan nya, berkulit putih, dan belum mandi sepertinya.
"Permisi kak, eh bang, eh mas ini kopinya"
Tapi sialnya Fiki sedang terpaku melihat kelembutan wajah dan tutur kata yang ada di wanita ini.
"Hmm mas" panggilnya sekali lagi
"Oh hai, eh iya ini kopi nya juga"
"Hmm permisi mba mas, kami berdua izin pamit dulu ya. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Terima kasih"
"Iya mas" jawab mereka serempak
Sepeninggalan kedua ojol itu pergi, Qaysha masih disana melihat arah motor itu perlahan keluar dari perumahan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Cintaku | UN1TY
Teen FictionTerinspirasi dari kisah dibalik lagu Coba Cintaku - UN1TY