~
~Di atas jembatan layang yang menghubungkan bangunan asrama dan kastil utama, Mark berjalan seorang diri. Laki-laki berpenampilan formal ini terlihat sangat berbeda karena kaca mata bulat serta poni yang menutupi keningnya tak lagi menjadi visualisasi seorang Mark Lee.
"Apakah ini terlalu berlebihan?" Gumamnya pada diri sendiri. Ia sibuk mengoreksi pakaian nya dari atas sampai bawah. Sesekali juga menarik dasi hitam yang melingkar ketat di balik kerah kemeja putih itu.
"Sudah sempurna"
Celetuk laki-laki berumur tepat di depan Mark. Sontak, anak tampan ini langsung mendongak kaget saat tau bahwa Lee Soo Man ada di hadapannya. Kaku dan gemetar adalah reaksi Mark selanjutnya, ia bingung harus menyapa petinggi negeri itu dengan sebutan apa karena selama ini, dia hanya menyebut nama beliau tanpa embel-embel kehormatan di depan nama.
"Aa-aa... Prof.. Tu-an... Aaaa Guru—"
"Kamu bahkan belum menentukan panggilan untuk kepala sekolahmu sendiri?" Gurau Soo Man seraya maju satu langkah lebih dekat. Ia menepuk bahu Mark penuh makna. "Malam ini kau akan pergi kan?" Tanya nya lagi dengan intonasi yang lebih bermakna.
"Iya tuan"
"Nak..... Hati-hati, dan Kembalikan dengan selamat."
Mark mengerutkan alis ya, "Sepertinya anda salah paham tuan, saya baru hanya ingin mencari—"
"Sudah tidak ada waktu untuk mencari. Kamu harus segera menyelesaikan nya malam ini"
Lee Soo Man menoleh kesetiap pelosok yang ada. Bahkan ia sempat memeriksa langit malam yang terbuka lebar di atas jembatan layang itu."Ruang Timur, Perpustakaan, Rooftop, Elevator 5,5, Ruang garuda, Toilet abadi, dan lantai lima belas." Pria berumur itu mengeluarkan satu kartu silver hologram dari balik sakunya. "Aku hanya sedikit membantu karena ternyata NCT tidak bergerak secepat yang aku kira?" Ia tersenyum penuh arti sembari menyodorkan kartu tersebut.
"Ini untuk apa?"
"Jika kamu berhasil menemukan makna di setiap ruang rahasia tadi, makai kartu ini akan membawamu ke misi selanjutnya."
Mark mengangguk seraya mengambil kartu tersebut.
"Kamu tau kan semua ruangan yang aku sebutkan tadi?"
"Tau tuan"
"Bagus.." Lee Soo Man kembali menepuk bahu Mark. "Tidak ku sangka, aku bisa bertemu denganmu Mark. Dulu ku kira, kau hanya sebuah karangan dari kitab sihir dan ramalan sihir yang selalu menjadi tanda tanya kami. Tapi nyata nya, kau benar-benar hadir untuk kami."
"Ku rasa itu sudah takdir?"
Sambil mengangguk Lee Soo Man menjauhkan dirinya beberapa langkah. "Aku hampir lupa," katanya setengah terkejut. Lantas, ia mengeluarkan satu buah kalung dengan kristal berbentuk bulan sabit yang menggantung indah.
"Akan lebih baik jika ini menjadi rahasia kita berdua. Ini barang kesayangan ku, tolong kamu rawat dengan baik."
"Jika ini barang kesayangan tuan, kenapa harus diberikan kepada saya?"
Mark yang bingung sejak awal dibuat makin berpikir dengan ekspresi santai Lee Soo Man. Sejak perbincangan tiba-tiba mereka tadi, pria berumur ini terlihat sangat santai dan lembut. Bahkan nada bicara nya hampir sama, tidak ada penekanan intonasi yang berarti kecuali suara kekhawatiran nan tulus dari hatinya.
"Dimana-mana memang semua hal harus kembali ke pemiliknya kan?"
Walaupun kepsek Lenzburg itu tau jika Mark masih belum paham, ia tetap tak peduli. Langkahnya berbalik meninggalkan kstaria generasi emas tersebut tanpa pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The N: 7 secret room's [Mark Lee] ✔
FantasySemua akan kembali pada konflik yang sama dengan pejuang yang berbeda. "Aku siap, sekalipun nyawa taruhan nya." -Mark Lee ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Anda suka yang bikin mikir? Ayo mampir! XIUZHI 2O2O