BAB 28

121 14 2
                                    

Mark yang dituntun tegap oleh Lee Soo Man memasuki ruang kesehatan Lenzburg yang sudah kacau balau. Dari kejauhan matanya berhasil menagkap seorang lelaki sudah terbaring lemah di kelilingi anggota NCT. Dirinya semakin mendekat, dan perlahan mendengar suara tangisan Chenle yang semakin jelas. 

Lagi-lagi ia harus melihat orang terkasihnya pergi. 

"Jae... hyun ...... hyung....."

"TIDAKKK!!! HYUNG!!!!! JAHAT!!!!" Chenle terus menggoyangkan tubuh hyungnya yang sudah kaku tergeletak diatas ranjang. Semua orang termasuk Mina dan Rose juga tak kuasa menahan kesedihan mereka. 

"Ini semua salahku...."

Mark menoleh ke sumber suara. Menatap Rose tanpa ekspresi.

Seakan tau perasaan Mark, kepala sekolah Lenzburg itu berkata, "kau tidak boleh menyalahkan nya, dia juga korban." Bisik Lee Soo Man menepuk bahu Mark. 

"Ada satu kesempatan dan itu tergantung kau." Tanpa alasan, laki-laki tua tersebut berucap sebelum dia benar-benar pergi. Dan itu berhasil membuat Mark bertanya-tanya. Ia berusaha mengejar Lee Soo Man yang belum terlalu jauh.

Dan di tengah-tengah lorong dengan cahaya setengah fajar berwarna keunguan langit, Mark menahan lengan laki-laki dewasa itu. 

"Apa maksudnya?"

"Ramuan yang kamu buat adalah maksudnya. Hanya satu di dunia, tapi orang yang kamu sayangi lebih dari satu jadi aku tidak bisa membantu. Semua terserah padamu."

"M-maksud prof? Aku boleh menggunakan ramuan itu untuk menghidupi orang lain? Bukan kah kamu menyuruhku unt-"

"Jika digunakan untuk kebaikan, kenapa tidak? Aku tidak punya kuasa. Tapi kamu pasti tau harus melakukan apa." Ujar Lee Soo Man dengan santainya. Kemudian ia kembali berbalik dan berjalan meninggalkan Mark.

"Berarti aku bisa menyelamatkan ayahku?"

Langkah Lee Soo Man tertahan tanpa berbalik. Ia terdiam sesaat dan mengangguk santai sebelum akhirnya beliau benar-benar pergi dari hadapan Mark. 

"Kamu tidak perlu menggunakan ramuan itu untuk ayahmu nak."

Suara yang tiba-tiba bertamu dari belakang Mark membuatnya menoleh kaget. 

"Bunda?!"

"Ada masa depan yang lebih baik dari itu. Kamu harus menyelamatkannya sebelum terlambat."

"Ta-api bunda-"

"Ayahmu sudah tenang. Kamu harus tau itu. Biarkan dia beristirahat dari kejamnya dunia ini" Ye-ji memeluk Mark sendu. 

"Aku hanya takut merindukan ayah."

"Rindu wajar, tapi sepertinya ayahmu sudah nyaman dengan keputusan ini. Kamu harus mengikhlaskannya ya sayang?"

Sambil menangis di bahu sang ibunda, Mark mengangguk lemah.

🇨🇭

~


~
Enam bulan berlalu.

"Sampai sini ada pertanyaan?"

Ketukan jari Taeyang pada meja kerjanya menjadi timer tersendiri bagi beliau. Ia menatap seluruh muridnya satu persatu guna memastikan bahwa mereka semua paham. Namun tatapan santai itu terhenti ketika melihat Lucas masih sibuk meraba-raba jas dan celananya. 

"Lucas? Bagaimana?" 

Si pemilik nama mendongak kaget. 

"Kamu paham?" lanjut Taeyang ragu. 

The N: 7 secret room's [Mark Lee] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang