11. Jujur

243 26 4
                                    

Malam nan sejuk dengan dinginnya udara yang berembus, tidak membuat seorang pemuda menetap di rumah karena kini ia tengah berada di depan pintu rumah seseorang untuk membicarakan suatu hal yang cukup penting.

Ding! Dong!

Pintu itu terbuka lebar menampakkan seorang lelaki yang merupakan sahabatnya sejak SMA sampai sekarang.

"Hei, Sahabat! apa kabarmu, Sahabat? sudah lama kita tidak nongkrong bersama, ya? Sahabat, kau semakin tampan saja, tetapi ingat! ketampananku tidak akan terkalahkan karena aku worldwide handsome."

Lelaki yang sudah menjadi suami sekaligus ayah dari satu anak itu tertawa kecil. Kemudian, ia mempersilakan si pemuda untuk masuk ke ruang tamu.

"Aku baik-baik saja. Ngomong-ngomong, di mana Jisoo? aku ingin bicara dengannya," ujar si pemuda.

"Dia di dalam kamar. Sebentar, Sahabat. Aku akan memanggilnya."

•••

Terlihat seorang wanita bersurai hitam yang tengah duduk di ruang tamu setelah menikmati makan malam bersama dengan seorang lelaki di hadapannya saat ini.

"Lidahku sangat menyukai masakan buatanmu, Sayang. Kaumemang calon istri idaman seluruh umat," ungkap lelaki itu dengan tawa ringan.

"Terima kasih atas pujiannya, Jungkook Oppa. Eum ... ngomong-ngomong, ada yang ingin kuceritakan padamu mengenai masalah yang cukup penting, tetapi kaujangan marah saat mengetahui hal ini, ya? janji?"

Tzuyu menampakkan jari kelingkingnya ke arah Jungkook yang mengernyit heran.

"Entahlah. Memangnya, masalah apa?" Lelaki itu tidak berani berjanji karena ia takut emosinya akan meluap-luap jika Tzuyu mengatakan suatu masalah yang tidak ia ketahui.

"Begini ... anu ... itu ...."

•••

"Aku ke sini hanya ingin memberikan informasi bahwa sebentar lagi aku akan bertunangan dengan seorang wanita pilihan dari keluarga Kim."

Krik ... Krik ....

Ruang tamu itu menjadi hening seketika akibat ungkapan Taehyung yang dapat membuat Seokjin dan Jisoo tercengang hingga hanya ada suara jangkrik di antara mereka.

"Kausedang membuat lelucon, ya?" Jisoo merespons dengan tawa ringan karena mengira sang kekasih hanya bercanda.

"Maaf, Jisoo-ya. Aku serius," ujar Taehyung sembari mengusap kedua tangan Jisoo dengan penuh perhatian dan menatapnya dalam.

"Aku tidak percaya! kauingin membuat prank lagi padaku? aku tidak akan tertipu, Boss!"

Jika sudah seperti ini, Taehyung hanya bisa menghela napasnya kasar.

"Aku menerimanya sebagai istriku karena ini adalah wasiat dari nenek Kim dan aku tidak bisa menolak semua perkataan beliau. Dia nenekku."

Mendengar hal tersebut, menciptakan tawa keras dari kedua kakak beradik yang menggema di ruang tamu hingga Seokjin terjatuh dari sofa seraya memegang perutnya yang terasa sakit akibat kebanyakan tertawa.

"Hei, Sahabat. Mengapa kau membawa nama nenek-nenek atas permainan prank-mu ini, hm? benar-benar lucu," sahut Seokjin masih dengan tawanya yang khas; seperti bunyi suara orang yang tengah membersihkan kaca jendela.

I'm Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang