06. Life maze

355 41 6
                                    

Cahaya sang surya telah menampakkan sinarnya di pagi hari, membuat seorang lelaki sedang bersiap diri dengan memakai setelan jas hitam serta sebuah tas berisi laptop yang berada dalam genggaman, menjadikan penampilan itu terlihat sempurna dipandang.

"Makanlah terlebih dahulu, Taehyungie." Suara lembut menyapa, membuat langkah kakinya terhenti untuk menuju pintu utama.

"Aku harus buru-buru, Eomma. Pagi ini, ada rapat penting," sahutnya.

"Aku tidak akan membiarkanmu ke luar rumah sebelum makan, setidaknya sedikit. Perutmu juga perlu diperhatikan karena ia memerlukan perhatian." Tawa kecil itu, sukses membuat sang pemuda membalikkan tubuh dan berjalan menuju ibunya yang tersenyum manis.

"Jika Eomma menyuapiku, aku akan memakannya dengan senang hati." Mulut lelaki itu terbuka lebar menghadap sang ibu yang tertawa gemas.

"Ck! Manja sekali," sindir Baekhyun tanpa menoleh ke arah putranya yang hanya terdiam.

"Apa kau mencium sesuatu, Eomma?" sembari mengendus dengan hidungnya, Taehyung bertanya kepada Taeyeon yang bersiap menyuapkan sesuap Bibimbap untuk sang putra.

"Aku tidak mencium apa-apa." Dahi wanita itu berkerut heran. "Memangnya, apa yang kau cium, hm?"

Taehyung terdiam menghabiskan sisa-sisa makanan didalam mulutnya dan menelan habis hingga sang netra tertuju kepada seseorang yang sedang memakan Steak dengan lahap.

"Aku mencium bau-bau cemburu, Eomma." Sembari menyeringai, Lelaki itu membalas sindiran dari sang ayah yang memutar bola matanya malas. "Untuk apa aku cemburu dengan anakku sendiri?"

Taeyeon tertawa kecil seraya melangkahkan kaki menuju sang suami dan kembali mengambil sesuap Bibimbap dari piringnya dengan sumpit. "Buka mulutmu, Oppa."

Baekhyun menyahut, "Untuk apa kau menyuapiku? Jika aku masih memiliki dua tangan, maka aku harus makan sendiri. Lagi pula, aku sudah besar."

Dahi istri serta anaknya berkerut heran. "Gengsi itu boleh, tetapi jangan kelewatan." Taeyeon memutar bola mata malas.

"Percaya diri itu boleh, tetapi jangan kelewatan," balas Baekhyun sembari menatap sinis sang istri dan kembali melanjutkan ucapannya. "Aku tidak ingin disuapi oleh siapa pun, termasuk dirimu karena aku memiliki tangan yang bisa kusuap sendiri, dan aku benci jika menjadikan tangan orang lain untuk mengurusku, meskipun hanya sesuap nasi."

Jawaban itu, membuat sang istri serta anaknya takjub. "Tuan Kim Bijak Baekhyun," sahut Taehyung seraya bertepuk tangan kagum.

"Sampai kapan kau akan terus menyebut nama ayahmu sendiri, Bocah Nakal?!" Baekhyun mendelik tajam.

"Mengapa Ayah marah padaku? Seharusnya kau bahagia karena telah dipuji lelaki yang lebih tampan dibanding denganmu, Tuan Kim—"

Ucapan itu terputus dengan langkah terbirit-birit setelah sang ayah yang hendak melayangkan sebuah piring kosong ke arahnya. "Kau lihat, Nyonya Kim? Anakmu sangat menyebalkan," cibir Baekhyun.

"Anakku, anakmu juga." sang istri menyahut dengan nada malas sebelum ia menepuk pelan dahinya setelah teringat sesuatu. "Ah! Aku lupa. KIM TAEHYUNG!"

Teriakan maut itu, membuat Baekhyun mengusap dada. "Seperti inilah nasib seorang suami yang tampan dengan istri bersuara toa serta anak nakal telah mengisi kehidupannya." Baekhyun bermonolog sendiri ditemani piring dan gelas yang hanya terdiam tanpa bisa bicara.

I'm Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang