04

168 28 1
                                    

Bagian 04: Bisakah Kita Menjadi Keluarga?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 04: Bisakah Kita Menjadi Keluarga?


Langit pagi itu cerah. Matahari memancarkan sinarnya yang keemasan, walaupun bekas badai salju kemarin masih tertinggal jelas di atap-arap rumah dan gedung, serta jalanan.

"Rumah sakit jiwa No More Dream? Apa dia bercanda? Dia kelihatan begitu waras. Tapi kenapa dia berada di rumah sakit jiwa?" begitu sekiranya pertanyaan yang terus muncul di otak Moon Byul dari semalam hingga saat ini.

Saat ini Moon Byul masih berada di sekolah untuk mengisi nilai para murid. Ujian sudah selesai. Para wali kelas diberikan waktu sebulan untuk mengisi nilai murid-murid mereka.

Selama bekerja di sekolah ini, Moon Byul seperti mendapat ketenangannya. Ia jadi harus memperlakukan muridnya dengan adil dan berbeda dari anak-anak normal pada umumnya.

Semester 2 sebentar lagi akan selesai. Moon Byul akan menerima kedatangan murid-murid baru dan harus bisa membiasakan diri serta mengakrabkan diri pada mereka.

Moon Byul berusaha mengesampingkan hal tentang Seok Jin sejenak dan kembali fokus. Namun, kegiatannya kembali terhenti dengan pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka menampilkan sosok pria yang di yakini Moon Byul sebagai wali kelas 3 tingkat akhir.

"Ada apa, Saem?"

"Jungkook berkelahi dengan muridku!" katanya.

Moon Byul membelalakkan matanya dan segera beranjak dari duduk, kemudian pergi mengikuti wali kelas 3 daei belakang.

"JUNGKOOK!" Moon Byul terlalu panik sampai dia berteriak memanggil nama murid kesayangannya itu walaupun Jungkook tidak bisa mendengarnya.

Moon Byul berjalan cepat ke arah Jungkook dan segera memisahkannya dengan Jihoon, anak kelas 3 tersebut.

Moon Byul memeluk Jungkook yang terus memberontak. Ia mencoba menenangkan Jungkook dengan mengusap punggung Jungkook lembut.

Terdengar isakan kecil dari Jungkook yang berusia 9 tahun itu di pelukan Moon Byul.

Setelah dirasa Jungkook sudah tenang, Moon Byul melepas pelukannya dan melihat wajah lebam Jungkook. Itu membuat hatinya teriris.

Moon Byul membawa Jungkook ke ruang kesehatan untuk mengobatinya sekaligus meminta penjelasan Jungkook tentang apa yang terjadi.

Setelah selesai mengobati luka lebam Jungkook, Moon Byul bertanya menggunakan bahasa isyarat.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau bertengkar dengan Jihoon?"

"Dia terus saja mencaciku. Mengatakan jika aku yang membunuh ayah dan ibu, serta mengatakan jika aku miskin. Kemudian, dia dan teman-temannya memukuliku." Jelas Jungkook dengan gerakan tangan dan jarinya.

"Jungkook, kamu sudah makan?" tanya Moon Byul.

"Belum, tidak ada apa-apa di rumah. Dan aku di pecat dari kerja paruh waktuku."

"Sudah berapa hari?"

"Tiga hari,"

"Baiklah, aku akan membawamu jalan-jalan hari ini."

"?"

Moon Byul mengajak Jungkook ikut keruangannya untuk mengambil tas ransel Moon Byul lalu pergi dari sekolah setelah mendapat izin.

Didalam perjalanan, Jungkook hanya diam saat tangannya bergandengan dengan Moon Byul. Kehangatan yang sudah 4 tahun ini tidak pernah ia dapatkan dari ibunya, kini ia kembali merasakannya, saat di dekat Moon Byul.

*****

Jungkook tidak bisa lepas dari senyumnya. Ini adalah tempat terakhir yang Jungkook temui bersama dengan Moon Byul hari ini. Pemakaman ibunya.

Dengan membawa beberapa bunga Aster yang di beli Moon Byul tadi, Jungkook menaruh bunga itu di depan foto ibu dan ayahnya lalu menyatukan kedua telapak tangannya dan memejamkan mata. Ia berdoa. Berdoa agar kedua orang tuanya bisa bahagia di surga.

Setelah selesai menziarahi kedua orang tuanya, Jungkook dan Moon Byul keluar dari gedung itu. Hari sudah mulai petang.

Moon Byul tiba-tiba menepuk pundak Jungkook hingga Jungkook menoleh. "Jungkook, ibu guru berniat untuk mengajakmu tinggal dengan ibu. Bagaimana?"

"Ibu guru yakin? Aku takut akan merepotkan ibu guru."

Dengan cepat Moon Byul menggeleng dan kembali menjelaskan pada Jungkook. "Ibu guru sama sekali tidak keberatan. Kita bisa tinggal bersama dan pergi ke sekolah bersama. Apa kamu mau?"

Jungkook mengangguk tanda setuju. "Aku mau. Tapi, bolehkah aku tetap mengunjungi rumah lamaku?"

"Tentu saja boleh, kapanpun kamu mau. Kalau begitu, hari ini kamu mau 'kan, menginap di rumah ibu guru dulu? Besok kita akan pergi ke rumahmu dan beres-beres."

Jungkook mengangguk mengiyakan. Selanjutnya, mereka pergi dari gedung itu menuju ke rumah Moon Byul.

Tak jauh dari tempat mereka berada, seorang lelaki dengan pakaian serba hitamnya menyeringai puas. "Pantas saja Seok Jin hyung sangat mencintainya dan rela menerobos dingin demi mencari wanita itu. Ck!"

.

.

.

.

.

TBC

My Moon Star ✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang