🇪 🇵 🇮 🇱 🇴 🇬 

183 17 0
                                    


A/N: Untuk epilog, aku gak pake font tebal dan miring.

Lelaki dewasa dengan umur kisaran 40 tahun itu sedang asik membaca koran dengan fokusnya. Matanya menatap fokus pada koran dan membaca berita hangat yang baru-baru ini terjadi.

"Perceraian Kedua Sejoli Artis Song Joong Ki dan Song Hye Kyo Banyak Menerima Komentar Tidak Setuju Dari Netizen."

Kira-kira itulah berita pagi ini yang menyita perhatian lelaki berusia 40 itu. Hingga suatu intrupsi dari dapur mengalihkan pandangannya dari koran.

"Jangan hanya melihat berita gosip saja, Tuan Kim. Seperti biasa, anak-anak kita perlu bangun pagi ini."

"Ini hari libur, Byul. Mungkin kita harus beri mereka sedikit kebebasan."

"Tuan Kim, hari libur atau tidak, anak-anak juga perlu bangun dan makan! Tidak ada alasan lagi. Cepat bangunkan mereka dan suruh sarapan!"

Dengan helaan napas dalam-dalam, lelaki itu---Kim Seokjin berjalan ke lantai atas. Tempat dimana anak-anak mereka sedang tertidur lelap dengan air liur yang membekas dibantal sang bungsu.

Perlahan Seokjin mendekat dan mengguncang Jungkook terlebih dulu. Remaja tanggung itu perlahan membuka matanya dan melihat sang Ayah yang tersenyum padanya.

"Bantu Ayah membangunkan Adikmu yang lain, atau Ibu-Ibu cerewet itu akan marah sepanjang hari!"

Jungkook lantas langsung duduk beberapa saat, guna mengumpulkan nyawanya. Kemudian bangkit dan membangunkan adik-adiknya.

Beginilah keluar mereka sekarang. Anak-anak yang sudah mulai memasuki masa remaja, dan 2 anak kembar yang telah memasuki sekolah dasar. Ditambah lagu, diumur Byul yang sudah 40 tahun itu mengandung satu anak perempuan di perutnya.

Tuan Kim belum mau hiatus, katanya. Masih ingin memproduksi, buntelan-buntelan kecil berwujud manusia walaupun usia sudah berkepala empat. Tidak tau diri, memang. Tua-tua tapi masih merasa gagah.

Byul berjalan ke meja  makan sambil memegangi pinggangnya. Hamil tua yang sudah menginjak 8 bulan itu sangat membuatnya kerepotan. Namun mau bagaimana lagi? Sudah takdirnya melahirkan anak dan membesarkan anak sekali lagi. Kini, hampir genap sudah 5 anak yang akan dia urus.

Setelah menaruh mangkuk berisi sup di meja, Byul berniat kembali ke dapur untuk mengambil mangkuk, namun terpeleset dan mengakibatkan Byul terjatuh.

"Aaaaakkkhhhhhh!!"

Seokjin yang sedang membantu kedua anak kembarnya menggosok gigi tiba-tiba turun kebawah, menuju dapur dan melihat Byul yang tergeletak lantai dengan darah yang mengalir dari pahanya.

Seokjin buru-buru mengambil ponsel yang ada di kantong celananya guna untuk menelpon ambulance. Selagi menelpon ambulance, Seokjin mendudukkan Byul yang menahan sakit di kursi yang berada di meja makan. Sementara Jungkook, Seokjin menyuruh Jungkook untuk tetap dirumah menjaga adik-adiknya.

Sesampainya ambulance di kediaman  rumah mereka, Seokjin langsung menggendong Byul untuk masuk  ke ambulance dan segera pergi menuju ke rumah sakit.

********

Seokjin berulang kali mondar-mandir di depan ruang operasi sembari menggigit kecil kuku-kuku jarinya. Tidak bisa di pungkiri jika dirinya sangat khawatir terhadap Byul dan anak yang dikandung Byul saat ini.

Setelah 1 jam berlalu, akhirnya Seokjin mendengar suara tangisan melengking anaknya. Helaan napas lega keluar begitu saja dari mulutnya. Byul pun di pindahkan ke ruang rawat inap, sementara bayi mereka berada di kamar khusus bayi.

********

Seminggu setelah Byul keluar dari rumah sakit, suasana dirumah sudah semakin berubah karena kebisingan anak-anak mereka yang kedatangan anggota baru. Tidak bisa di pungkiri, bahwa anak-anak mereka semua tampak dewasa menanggapi hal  ini. Si bungsu yang awalnya menolak untuk punya adik   baru lagi, kini perlahan bisa menerima keberadaan adiknya dan menggeser status anak bungsu di keluarga itu.

Gelak tawa mereka semua jelas terdengar, saat mendengar suara si bayi yang sedang buang angin, mengundang gelak tawa dari semua orang yang berada di ruangan.

Moon Byul part

Aku percaya filosofi bulan akan lebih bersinar ketika ada bintangnya. Dan kau tau siapa bintang itu? Kim Seok Jin. Lelaki yang hingga kini menemani hari-hariku, yang selalu tersenyum manis dan tertawa saat melontarkan jokes yang dibuatnya, lelaki yang sangat bertanggung jawab pada keluarganya.

Hingga saat sudah setua ini pun dia tetap terus menggenggam erat tanganku, menyalurkan rasa hangat dan mendebarkan di hati.

10 hingga 20 tahun lagi, aku berharap masih bisa melihatmu tersenyum dan tertawa bahagia.

Menyaksikan rambut kita memutih bersama dan kulit wajah yang mulai keriput.

Dan melihat anak-anak kita tumbuh besar bersama.























Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

.

.

Mampir ke lapak Sibling Conflict dulu yuk, sebelum Can We Talk Again di update😋









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Moon Star ✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang