10

278 33 2
                                    

Typo bertebaran dimana mana

Happy reading

"Kau tidak tahu apa yang diperbuatnya, nona. Dia mencuri dirumah kami, seharusnya kami tidak menolongnya saat itu. Hal ini masih sangat ringan untuk orang tidak tahu balas budi seperti dia" ucapnya dengan suara yang menahan amarah.

Aku membantu gadis kecil tersebut berdiri.

"Memangnya anda memiliki bukti kalau dia yang mencuri dirumah kalian? Bisa saja itu adalah kesalah pahaman" jawabku menatap wanita itu dengan tatapan menyelidiki.

"SUDAH JELAS DIA YANG MENCURINYA! ANAK KU SENDIRI YANG MELIHATNYA MENCURI 5 KOIN PERAK DI RUMAH KAMI!" bentak wanita tersebut. Aku melirik kearah anak perempuan yg kira kira 3 tahun lebih tua dari gadis yang baru ku tolong tadi.

"Adik kecil.. apa benar kau melihat adikmu yang mencuri uang itu?" Tanyaku tersenyum ramah ... tapi lain hal dengan tatapanku yang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi

"I iya... Aku melihat dia mencuri.. bukan hanya sekali, tapi dia melakukannya seringkali. Aku sudah memberitahunya untuk bertobat tapi dia tidak mau bahkan dia mengancamku akan menyiksaku" jawabnya dengan tertunduk. Aku sudah menduga kalau dia berbohong.

"Apa kau mengatakan yang sejujurnya? Oh iya kalau diperhatikan bajumu lumayan bagus.. harganya sekitar 5 koin perak... biasanya anak anak hanya memakai baju biasa tapi kau terlihat seperti bangsawan mengenakan baju itu" ucapku menatapnya dengan intens.

Orang orang yang mendengarnya mulai berbisik bisik..

"Masih kecil kelakuannya sudah seperti itu, kalau besar mau jadi apa?"

"Kecil kecil udah pandai bohong, kalau besar mau mau jadi pencuri?"

"Bukankah dia udah jadi pencuri? Ups.. keceplosan"

Itulah yang mereka bicarakan, aku menoleh ke wanita paruh baya tersebut dan terlihat dia menunduk malu. Tak ingin berlama lama, aku segera pergi dari sana.

Selama perjalanan hanya ada keheningan, aku berinisiatif untuk mengajak gadis kecil itu berbicara.
"Ahh aku lupa kita belum berkenalan, kau bisa memanggilku ji ah dan dia Yuna. Nah adik kecil, namamu siapa? Tidak mungkinkan aku memanggilmu dengan sebutan 'adik kecil'?" Tanyaku sambil menyamai tinggi ku  dan tinggi nya

"A- Aku.. aku tak tahu n- namaku. A- Aku hanya dipanggil 'hei kau' ja- jadi aku  tak tahu namaku" jawabnya  gemetaran sepertinya dia trauma dengan kejadian tadi

Puk puk..

Yuna menepuk kepala gadis kecil itu, awalnya dia terkejut dan mengalihkan perhatiannya ke arah Yuna.

"Kau tahu, banyak orang orang diluar sana yang lebih bernasib buruk dibanding kita. Tapi mereka berusaha menjalaninya dengan semangat dan kuat" sahut Yuna sembari memberi senyuman kepada gadis kecil tersebut.

Whoaa aku melihat baru tahu Yuna begitu bijaksana.. seandainya dia adalah bangsawan, aku yakin dia akan sangat terkenal di kalangan nona nona muda bangsawan itu batin ku takjub memandang Yuna

"Nona, bagaimana jika kita memanggilnya dengan meimei saja?" Tanya Yuna memberi saran.

"Hmm.." gumamku dengan tangan menjepit dagu dan menutup mata seolah berpikir.

Transmigrated Of The Assassin: An Ji Ah DISCONTINUEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang