02

1K 89 1
                                    

'kasihan sekali kau putri, kau adalah putri tapi hidupmu bahkan lebih buruk daripada seorang budak, baiklah. karena kau telah memberikan ku tubuh ini maka aku akan balaskan dendammu sebagai ungkapan terima kasih ku atas tubuh pemberian mu, semoga kau tenang dialam sana' batin Rara sambil tersenyum smirik.

****************

"Putri, syukurlah kau telah bangun Putri" ucap Yu na senang

"yu na, bisakah kamu mengantar ke kembali ke kediaman ku?, aku ingin istirahat sebentar" ucap Rara sambil memakai wajah memelasnya

"baiklah putri, mari saya antarkan" jawab yu na sambil membantu Rara berdiri dan memapahnya ke kediamannya

sesampainya di kediaman,

Saat masuk ke dalam, ruangan tersebut sangat berantakan dan berdebu.

'ya lord, inimah namanya gudang bukan kediaman cuk, huhh...' batin Rara

"huhh... Yu na bantu aku membersihkan kediaman ini dulu" ucap Rara sambil menaikkan lengan hanfunya.

"baik putri, Nubi akan melaksanakan perinta putri" jawab yu na

"lebih baik kita kerjakan berdua saja supaya lebih cepat, lagi pula disini tidak ada pelayan yang mau membantu kita" ucap Rara sambil mengangkat lengan hanfunya

"tapi.."

"tidak ada tapi tapian, daripada kita banyak cingcong mending kerjain dah biar cepet kuyy" potong Rara

"baik putri" jawab Yu na pasrah, walaupun dia bingung dengan kata kata nonanya, dia tetap mengikuti perintah nonanya.

setelah membersihkan kediaman tersebut, Rara sudah sangat lelah. sehabis mandi, dia langsung ketempat tidur dan mulai memasuki alam mimpinya

'busett, ini kasur atau papan. keras amat cuyy' batin Rara

keesokan harinya,

"nona, bangun nona. ini sudah pagi nona" sahut Yu na sambil membangunkan Rara.

"5 menit lagi dah, ngantuk banget nih" jawab Rara yang masih molor di kamarnya.

"nona, bangun nona. ini sudah pagi nona"

" iya iya, aing bangun dah" jawab Rara yang masih setengah sadar.

"Nubi undur diri karena harus menyiapkan air mandi untuk nona" pamit Yu na lalu berjalan keluar.

"baiklah" jawab Rara.

siang harinya,

"huhhh.. gabut bet njirr, enaknya ngapain yak" gumam Rara yang sedang menatap keluar jendela.

'jalan jalan seru nih, lagian gw belum terlalu mengenal tempat ini' batin Rara dengan semangat yang membara.

sementara Rara yang sedang jalan jalan dengan Yu na, lain halnya dengan putri kedua,an Zu Xin. dia sangat kesal, karena tinggal selangkah lagi dia berhasil menyingkirkan an ji ah.

"arghhh... KENAPA? KENAPA KENAPA DIA MASIH HIDUP?!! PADAHAL DIA SUDAH MATI KENAPA DIA MASIH HIDUP?!! ARGHHH" Teriak an Zu Xin frustasi

"sayang, tenang lah. setiap hal pasti butuh proses, bersabarlah sedikit" ucap permaisuri menenangkan anaknya

"tapi, Bu... sampai kapan aku harus bersabar? aku lelah menunggu terus" keluh an Zu Xin

"tenanglah, ibu sudah memiliki rencana untuk menyingkirkan nya selamanya" jawab permaisuri Lien Xin

"memangnya rencana apa Bu?" tanya Zu Xin penasaran

" apakah kau lupa? dua Minggu lagi kerajaan akan merayakan ulang tahun kaisar. kaisar juga mengundang kerajaan sebelah untuk merayakan ulang tahun kaisar sekaligus menjalin perdamaian" jelas permaisuri

"lalu? apa yang akan ibu lakukan?" tanya Zu Xin

"haishh,,, kapan kau pintarnya sih?" keluh permaisuri

"sebaiknya kau lihat saja nanti apa yang akan ibu lakukan" lanjut permaisuri sembari menggelengkan kepalanya karena kebodohan anaknya.

ditempat lain,

"hatcommm.."

'keknya ada yang gibahin gw nih' batin Rara

"Putri,apa anda masuk angin?"tanya Yu na yang khawatir

"aku baik-baik saja tenanglah" jawab Rara

"tapi aku merasa ada yang membicarakan ku dibelakang, sepertinya akan ada permainan seru nih" lanjut Rara dengan senyum smirik.

Transmigrated Of The Assassin: An Ji Ah DISCONTINUEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang