17

21.7K 4.5K 2.1K
                                    

(Biasakan vote alias tekan bintang di ujung kiri bawah, sebelum atau sesudah membaca:)

Author POV

Jisoo masih duduk di sofa dengan album berisi foto-foto Haru sejak bayi sampai beranjak dewasa seperti sekarang di tangannya.

Ibu jarinya mengusap permukaan wajah Haru yang ada di foto, yaitu foto Haru saat berusia 3 tahun.

Saat itu juga serangkaian kenangan bermunculan dalam ingatannya.

"Ndaaa, ayu main~"

Dia teringat suara imut Haru kecil tiap kali mengajaknya bermain.

"Alu cayang bunda ..."

Lalu teringat juga perkataan manis yang selalu Haru bisikkan padanya sebelum tidur.

Senyum Jisoo mengembang, walau beberapa saat kemudian senyumnya pudar dan berganti menjadi isak tangis penuh kesedihan.

Dia memeluk album berisi foto-foto Haru itu.

"Gimana kalau Haru mutusin untuk tinggal sama papa kandungnya? Demi Tuhan, aku gak mau kehilangan Haru, hiks ... Hiks ..." Ucap Jisoo di tengah isak tangisnya,

Sementara Bobby yang sejak tadi duduk di sampingnya hanya diam dan terlihat sibuk dengan pikirannya.

"Kamu rela kalau Haru pergi dari rumah ini?" Tanya Jisoo, nada bicaranya terdengar sedikit marah,

Bobby langsung menoleh ke arahnya, "Menurut kamu? Kamu juga tau kan betapa berharganya dia buat aku, betapa berharganya kehadiran dia di hidup kita. Menurut kamu aku bisa relain dia pergi? Jelas aku gak bisa!" Ucapnya, bersamaan dengan air matanya yang akhirnya berjatuhan, dia meremas rambutnya sendiri dengan kedua tangannya,

"Tapi kita jelas gak boleh egois, buat kita yang terpenting adalah kebahagiaan Haru kan?" Tanya Bobby, dia menatap kedua mata Jisoo lagi,

Sementara Jisoo hanya terus menangis.

"Kita gak boleh egois, kita harus terima apapun keputusan Haru. Gak mungkin kan kita ngelarang dia kalau seandainya dia mau tinggal sama papa kandungnya?" Tanya Bobby lagi,

Membuat tangisan istrinya semakin menjadi.

Mereka pun sama-sama terdiam dan hanya menangis. Sampai tiba-tiba Haru datang dan memeluk Jisoo erat.

Jisoo terkejut karena Haru tiba-tiba memeluknya erat sambil terisak. "Bunda ... Jangan nangis karena Haru. Harusnya Haru cuma bikin bunda bahagia, sama kaya yang selalu bunda lakuin buat Haru selama ini." Ucap Haru agak berbisik, dia mulai terisak perlahan,

Jisoo beralih memegang kedua tangan Haru yang tadi memeluknya erat, "Haru mau ikut sama mereka? Bisa gak Haru tetap tinggal di sini sama kita? Bunda janji bakal jadi bunda yang jauh lebih baik lagi buat Haru, bunda bakal rawat dan jaga Haru dengan jauh lebih baik lagi, bunda janji gak akan biarin Haru dimarahin nenek lagi, hiks ... Bunda janji-"

"Jisoo ..." Tegur Bobby, dia juga ingin meminta Haru untuk tetap tinggal di sini bersama mereka, tapi seperti apa yang dia ucapkan tadi ... Mereka tidak boleh egois.

Menurutnya, mereka tak berhak melarang Haru untuk tinggal bersama papa kandungnya.

Air mata Haru mengalir semakin deras.
Kedua tangannya bergerak untuk menyeka permukaan pipi bundanya yang basah karena air mata.

"Apa maksudnya bakal jadi bunda yang jauh lebih baik lagi? Selama ini bunda udah bener-bener jadi bunda yang luar biasa baik buat Haru. Sampai Haru mikir apa Haru layak buat dapetin semua perlakuan hangat dari bunda? Dari ayah dan juga Junhyuk. Bunda jangan nangis lagi ya ... Haru gak akan pergi, Haru gak akan ninggalin bunda, Haru gak mau bikin bunda sedih." Ucap Haru,

Dear Mom || Watanabe Haruto✔[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang