Blok J || Part 1

1.2K 103 8
                                    

Pada suatu pagi, di sebuah lokasi yang berada di kawasan Jakarta. Berdiri sebuah Komplek perumahan 48 yang terdiri dari tiga Blok yaitu J K dan T.

Baiklah mari kita mulai dengan melihat keadaan di Blok J.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Vino berjalan memasuki rumah Shani, sambil membawa cokelat ratu silver yang di minta gadis itu saat Vino sedang berada di supermarket.

"Aduh lo lagi lo lagi, bosen banget gue lihat muka lo!" Celetuk Naomi yang saat ini sedang asik ber-selfie ria di wallpaper tembok rumah Shani yang baru selesai di pasang.

"Kita satu komplek, bego!" Vino duduk di seberang Shani yang sedang asik menggambar di buku gambar pemberian Boby.

"Lagian nih lo juga tiap hari pergi ke rumah Shani, gak bosen?" lanjutnya.

"Ngaca njing."

Shani tidak peduli sama sekali dengan perdebatan unfaedah dari kedua orang unfaedah itu. Ia asik menggambar.

"Assalamualaikum orang kaya datang membawa sebungkus emas untuk Shani tayank." Boby masuk dengan hebohnya.

Dan ya laki-laki itu benar-benar membawa sebungkus emas yang katanya untuk Shani.

Shani menoleh sebentar lalu kembali sibuk dengan buku gambarnya.

"Shan, kamu gak mau emas ini?" tanya Boby.

Shani menggeleng. "Daripada bawain aku emas, mending Kak Boby beliin aku crayon warna warni deh."

Naomi dengan cepat mengambil sekantong emas itu. ''Berhubung Shani gak mau, yaudah buat gue aja ya, Bob."

"Iya Kak Naomi ambil aja." Bukan, bukan Boby yang menjawab melainkan Naomi sendiri.

Boby membiarkan Naomi mengambil emas itu. "Shani mau crayon warna warni?" tanyanya memastikan.

"Iya Kak Boby kan aku udah bilang." jawab Shani.

"Oke, Kak Boby beliin crayon yang lengkap pewarnanya buat Shani." ujar Boby sambil menelpon seseorang untuk membelikan pesanan Shani.

"Yeay Kak Boby emang terbaik!"

"Lo kenapa diem aja kayak patung?" Setelah menutup telponnya Boby menghampiri Vino.

"Bete." jawab Vino.

"Bete sama siapa lu?" Boby mengambil duduk tepat di samping Vino.

"Sama lo anjir gak sadar-sadar!"

Boby menatap heran pada Vino. "Lo gak boleh bete sama Sultan-nya Komplek 48, orang miskin tuh kudu baik-baikin orang kaya, seperti gue ini." ujarnya memberi nasehat.

"Gak peduli gue!"

Vino sama sekali tidak baper dengan perkataan Boby, ia sudah terbiasa dengan kesombongan dan kesongongan laki-laki itu. Lagipula keluarganya tuh gak miskin, cuma ya kalau dibandingin sama keluarga Boby ya jelas dia terlihat miskin.

"Yaudah kalau lo gak peduli, pesanan PS 5 punya lo gue batalin." ancam Boby menyenderkan kepalanya pada senderan sofa.

Tuhkan, kalau sudah begini Vino nggak bisa galak-galak lagi sama Boby. "Hehe Boby sayangkuh, gantengkuh, atmkuh. Kamu tuh--"

Plak!

"Geli anjir gausah monyong-monyong gitu."

Vino memegang pipinya yang baru saja di gaplok oleh Boby.

Sialan emang tuh anak.

"Yaudah intinya awas aja lo batalin pesanan gue!"

Boby hanya mendengus kesal, tapi dia tertawa puas karena sudah berhasil menggaplok Vino.

Tadi pagi memang Vino datang ke rumah Boby hanya untuk meminjam ponsel laki-laki itu yang aplikasi belanja online-nya udah langsung terhubung ke kartu debit milik Boby. Dan dengan santainya ia membeli PS 5 menggunakan M-Banking milik Boby.

Boby sih gak masalah, toh harta keluarganya nggak akan pernah habis sampai tujuh turunan. Iya sampai tujuh turunan aja karena setelah keturunan ke delapan keluarga Boby bakal jadi Rakjel tapi ya Boby sih bodo amat toh di saat itu terjadi dia juga pasti sudah tidak ada.

Tidak lama kemudian gerombolan ciwi-ciwi datang menghampiri rumah Shani.

"Mana Naomi?" tanya Melody dengan galaknya saat menghampiri rumah Shani.

"Di sa--"

"Loh kok nggak ada ya?" Vino menatap heran ke arah tembok rumah Shani.

"Tadi ada di situ Kak tapi gatau dah kemanain." lanjut Vino.

Melody dan ciwi-ciwi lainnya menggeram kesal. ''Sialan pasti dia udah kabur ke mall."

"Aduh ciwi-ciwi Blok J ini pada kenapa sih kalian?" tanya Boby menghampiri kumpulan ciwi-ciwi itu.

"Naomi tadi ngambil emas sekantong dari lo kan?" tanya Yona.

Dengan santainya Boby mengangguk.

"Kenapa emang?"

"Dia pamer di grup, yaudah kan kita langsung ke sini buat ngajak belanja bareng. Ternyata dia malah berangkat duluan!" cerita Vanka dengan menggebu-gebu.

Di gerombolan ciwi-ciwi itu ada Melody, Yona, Vanka, Veranda, Shania, Rachel, dan Gaby.

"Yaudah tenang aja, nih kalian pake aja." Boby memberikan kartu unlimited miliknya pada Melody.

"Boby! Mulai hari ini kita pacaran." teriak Shania.

"Makasih Boby." ucap semuanya kecuali Shania yang kini sudah bergelendot manja di tangan Boby.

"Jangan makasih gitu, gue cuma kasian aja sama muka kalian yang buluk-buluk ini.. sampe di sana jangan lupa facial ya masa kalah sama cewek di Blok K dan T yang pada glowing semua itu." Boby dengan lancarnya menghina wajah ciwi-ciwi di Blok J.

"Boby kampret!"

"Sialan."

"Nyesel gue bilang makasih, njir."

Gerutuan itu Boby terima bersamaan dengan kepalanya yang pusing sekaligus sakit karena di jambak oleh ketujuh cewek galak itu.

Songong sih songong Bob tapi ya pilih-pilih dong, udah tau cewek-cewek di Blok J tingkahnya bar-bar melebihi apapun, masih aja di songongin.

Tapi walaupun kesal sama Boby ketujuh cewek itu tetep mengambil kartu milik Boby dan segera pergi dari rumah Shani.

Boby meratapi rambutnya yang sepertinya rontok banyak itu.

"Vin, sakit." adu Boby.

"Mampus!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung~

Hehe, gimana?

Kali ini ceritanya bakal penuh sama komedi, ya semoga aja candaannya nyampe ke kalian huehue..

Untuk slot yang kosong nanti akan bertambah seiring jalannya cerita ini👌

Stay safe kalian💖

Kompleks 48 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang