⋆✦⋆ 9 ⋆✦⋆

1.2K 265 169
                                    

࿇ ══━━━━✥◈𝓔𝓺𝓾𝓮𝓼𝓽𝓻𝓲𝓪𝓷 ◈✥━━━━══ ࿇


"Pak Kun?!" Pekik Renjun yang mulutnya segera dibekap oleh Jeno.

Si tampan melihat panik ke arah Kun yang sepertinya mendengar pekikan Renjun. Tapi beruntung hal itu tidak berlangsung lama karena dia sepertinya ditelpon seseorang.

Ctak!

Jeno menjitak kepala Renjun, "Kau itu bagaimana, sih? Kenapa malah bersuara?!"

"Aku shock, Jen. Astaga, apa ini nyata?"

"Tentu saja ini nyata. Apa perlu aku menciummu supaya kau tahu ini nyata?"

"Tidak, terimakasih," jawab Renjun merotasikan bola matanya, "Kau ingin mengecek ke dalam istal?"

"Ingin. Tapi aku takut Pak Kun akan kembali lagi."

"Kurasa tidak akan. Atau begini saja, aku tetap bersembunyi disini dan kau mengecek ke dalam. Jika Pak Kun kembali, aku akan segera menelponmu."

"Baiklah. Ide itu tidak terlalu buruk. Aku akan mengeceknya dengan cepat."

Jeno berjalan melipir ke dalam istal. Renjun yang menunggu di antara semak-semak juga jadi ikut berdebar. Dia merasa seperti sedang syuting sebuah film aksi dimana ia menjadi mata-mata yang sedang menjalankan misi.

࿇ ══━━━━✥◈𝓔𝓺𝓾𝓮𝓼𝓽𝓻𝓲𝓪𝓷 ◈✥━━━━══ ࿇


"Jadi bagaimana?" Tanya Renjun saat mereka sudah kembali ke kamar. Sangat beresiko bukan jika mereka mengobrol di sekitar istal?

"Ternyata Pak Kun baru saja menukar pelana dan sanggurdi milik Blizzard. Dia menggantinya dengan bentuk yang sangat mirip bahkan aku sempat tidak menyadarinya tadi. Dan kemungkinan besok aku akan mengalami kecelakaan saat latihan jika kita tidak mengetahui hal ini."

"Wah... Pak Kun tega sekali. Jadi orang yang tadi siang kau lihat itu dia juga bukan?"

"Entahlah, aku kurang yakin, Ren. Karena aku mendengar suaranya samar-samar," jawab Jeno lesu.

Renjun terdiam mendengar jawaban Jeno. Padahal tinggal sedikit lagi mereka menemukan pelakunya tapi bukti kuat yang mereka miliki belum dapat dipastikan.

Puk!

Renjun menepuk pundak Jeno, "Ya sudah, kita tidur dulu saja, Jen. Besok pagi baru kita pikirkan ini lagi," ajaknya lalu mulai berbaring di ranjang dan menarik selimut sebatas dadanya.

Jeno mengangguk dan mulai merebahkan diri di ranjangnya sendiri.

"Selamat malam, Jeno. Semoga mimpi indah."

Jeno menolehkan kepalanya tak percaya. Dia baru saja diucapkan selamat tidur oleh Renjun?!

Hah?! Aku tidak menyangka!!! Astaga! Apa aku harus membuat pesta karena Renjun mengucapkan selamat malam untukku?!!

࿇ ══━━━━✥◈𝓔𝓺𝓾𝓮𝓼𝓽𝓻𝓲𝓪𝓷 ◈✥━━━━══ ࿇


Saat sarapan, sikap Jeno dan Renjun berubah seratus delapan puluh derajat pada Pak Kun. Guru tampan ini mengerutkan keningnya. Ada apa dengan kedua anak muridnya?

"Huang? Lee? Ada apa?"

"Memangnya kami kenapa?" Tanya Renjun ketus dan dengan tenang memakan sarapannya.

"Bapak tidak usah memberi perhatian palsu lagi pada kami. Kami sudah tahu siapa bapak sebenarnya," timpal Jeno dengan nada yang sama ketusnya seperti Renjun.

[✓] Equestrian || NoRen [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang