⋆✦⋆ 8 ⋆✦⋆

1.2K 260 39
                                    

࿇ ══━━━━✥◈𝓔𝓺𝓾𝓮𝓼𝓽𝓻𝓲𝓪𝓷 ◈✥━━━━══ ࿇


"Aku ingin berkeliling di sekitar istal selama kau latihan nanti."

Jeno menoleh, "Apa tidak masalah? Aku takut kau kenapa-napa."

"Hah?"

"Kenapa?" Jeno mengerutkan keningnya bingung. Memangnya ada yang salah dari ucapannya barusan sampai membuat Renjun terkejut begitu.

"Tidak. Kau tadi mengigau, 'kan?"

"Mengigau kenapa?"

"Barusan kau khawatir padaku."

"Oh, itu. Aku memang mengkhawatirkanmu. Ada yang salah?"

"T-tidak," jawab Renjun dengan pipi memerah.

Sungguh, dia lebih baik melihat Jeno marah-marah atau jahil dibandingkan perhatian seperti ini.

Jantungnya tidak kuat jika diperhatikan oleh Jeno! Apalagi pagi ini Jeno malah terlihat semakin tampan dengan rambut acak-acakan sehabis keramas.

"Renjun? Kau melamun, ya? Membayangkan apa, hm? Membayangkan rutinitas pagi jika telah menikah bersamaku?" Jeno tersenyum jahil.

Ekspresi Renjun yang sebelumnya melongo malah makin parah setelah Jeno bertanya hal itu.

Dirinya jadi makin membayangkan yang iya-iya. Di pagi hari, saat ia membuka mata, maka wajah rupawan Jeno lah yang pertama dilihatnya. Lalu ia akan berusaha membangunkan Jeno yang mungkin akan meminta jatah morning kiss terlebih dahulu— tunggu sebentar! Kenapa Renjun jadi memikirkan ini semua?!

Astaga, Huang Renjun! Kenapa kau jadi makin sering berhalusinasi seperti ini?! Sadarlah! Sadar!!!

"Sayang?"

"Apa, hah?!"

Jeno tersenyum jahil, "Ciee... Kau menjawab jika aku panggil sayang. Sudah tidak sabar menjadi kesayanganku, hmm? Tunggulah sebentar lagi dan kau akan menjadi milikku."

"Kau itu apa-apaan, sih?! Dasar tukang halu! Siapa juga yang ingin menjadi kesayanganmu?! Sudahlah, aku ingin sarapan!"

Brak!

Pintu kamar ditutup sekencang-kencangnya oleh Renjun. Entah kebiasaan atau apa, tapi Renjun memang seringkali melampiaskan kekesalannya lewat pintu.

Bahkan pintu kelas mereka pernah sampai rusak gara-gara Renjun menutupnya sangat kasar. Siapa yang ganti rugi? Tentu saja Na Jaemin :)

"BWAHAHAHA LUCU SEKALI!!! DIA KENAPA SUNGGUH MENGGEMASKAN JIKA SALAH TINGKAH!!??" Jeno tertawa kencang hingga berguling-guling di lantai dan berakhir jidatnya terantuk besi ranjang.

࿇ ══━━━━✥◈𝓔𝓺𝓾𝓮𝓼𝓽𝓻𝓲𝓪𝓷 ◈✥━━━━══ ࿇


"Sudah tiga hari tapi aku tidak dapat menemukan hal apapun lagi untuk dijadikan petunjuk," keluh Renjun pada Jeno saat mereka berjalan menuju unit kesehatan.

Kalian tidak lupa bukan jika hari ini waktunya Renjun membuka gips. Selama tiga hari ini pula Jeno yang selalu membantu uhuk kesayangannya.

Saat Renjun ratusan kali menolak bantuan dari Jeno, maka ratusan bahkan ribuan kali pula si tampan memaksa untuk membantu.

"Jeno? Kau mendengarkanku tidak? Jeno?" Renjun menolehkan kepala ke kanan dan kiri tapi tidak menemukan pemuda berwajah rupawan itu di sebelahnya.

"Hei! Jadi dari tadi aku berbicara sendiri?!" Dia berdecak sebal.

[✓] Equestrian || NoRen [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang