Tentu saja, Ia sudah menjadi istri orang sekarang. Jadi Ia harus bangun awal bukan?
Rani tersenyum gemas menatap suami nya yang masih tertidur dengan pulas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chenle selalu menggemaskan bagi nya.
Perlahan Rani bangkit dan segera beranjak menuju kamar mandi.
Ini masih pukul 6 kurang 15 menit.
Rani sengaja bangun lebih awal, karna hari ini suaminya harus terbang ke London. Urusan pekerjaan tentunya. Dan juga Rani yang harus berpulang ke Indonesia.
Padahal baru kemarin mereka menikah.
Rani keluar dari kamar mandi dengan pakaian rumah nya, kaus putih polos dengan celana legging hitam.
Hari ini jadwalnya hanya grand opening cabang butik nya yang ada di Jakarta.
Rani memang memilih untuk tetap tinggal di Indonesia, karna Ia juga diberi tanggung jawab oleh Papa Daniel untuk mengurus asetnya yang ada di Negara ini. Dan itu tidak sedikit.
Boleh kah Rani jujur? Memandangi Chenle yang masih tertidur seperti ini sangat membuatnya.. gemas. Sangat.
Sampai sampai Ia tidak tega membangunkannya. Tapi Ia harus. Sangat disayangkan.
Rani tersenyum gemas, masih gencar menepuk pelan pipi suaminya itu, bahkan Ia menusuk nusukkan jarinya seperti biasa.
"Mami ganggu ih. Kan Lele lagi mimpi nikah sama Rani." Erangnya pelan sembari menggeliat.
"Oh maunya nikah di mimpi doang? Sayang banget padahal udah nikah beneran." Kata Rani yang sekarang duduk ditepi kasur.
Seketika Chenle membuka mata, dan mengangkat kepala nya agar bisa melihat siapa yang tengah duduk didekatnya.
"Good morning, husband." Sambut Rani dengan senyuman.
Chenle yang masih tidak percaya dan mengira bahwa itu hanya lah mimpi, seketika langsung mencubit tangannya sendiri. Dan nyatanya, rasa sakit lah yang Ia rasakan.
"Gak mimpi ternyata.." gumamnya pelan.
Rani tertawa pelan melihat suaminya itu, lalu mengusak pelan puncak kepala Chenle.
"Mandi sana, kita sama sama terbang hari ini." Kata Rani.
