34 + 35

2.4K 177 33
                                    

Siang? Sore?
Yang kangen mana suaranyaaaaa?! 😂
Akhirnya... after long time menghilang.
Ku harap kalian masih mau baca cerita ku sih.. Smoga.
Enjoy ya!💙
Btw banyak ss chat di part ini.

.
.
.
.
.
.
.
.

———

Malam ini Chenle memasak ramyeon untuk makan malam. Dikarenakan Rani kelelahan lantaran sore tadi Ia mempersiapkan segala kebutuhan dirinya dan Chenle untuk berlibur selama seminggu kedepan.

Sebenarnya tidak ada yang spesial di malam minggu pertama mereka semenjak berstatus suami istri ini. Karna keduanya memilih untuk tetap berada dirumah.

Lagi pula keduanya tengah asyik dengan kesibukannya masing masing sekarang.

Chenle yang bermain piano, sedangkan Rani membereskan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi siang lantaran Chenle mengajaknya tidur.

Kali ini Rani mengerjakan berkas nya di perpustakaan miliknya, ya karna Chenle yang memintanya. Katanya Chenle gak mau main piano sendirian, jadi lah Rani menurutinya. Duduk tidak jauh dari tempat Chenle sekarang.

Mereka larut dalam kesibukannya masing masing.

Hingga Chenle datang menghampiri Rani dengan membawa sebotol wine dan satu gelas berkaki di tangannya..

"Kamu masih lama selesainya?" Tanya Chenle yang sekarang sudah duduk disebelah Rani.

Dituangnya wine tersebut kedalam gelas, tidak sampai setengah, lalu menyesap nya perlahan.

"Udah nih, kenapa?"

"Masa tiba tiba aku kepikiran satu hal."

"Apa?"

"Random sih cuma aku penasaran aja gitu.."

"Iya apaan ihh kamu kelamaan." Omel Rani.

Chenle tertawa ringan.

"Aku kepo berapa banyak aset yang kita punya.."

"Kayaknya seru juga kalo kita coba itung."

"Hmm.. aku jadi ikutan kepo." Sahut Rani.

"Kannn! Ayo coba itung yuk. Aku itung punyaku, kamu itung punya kamu." Ujar Chenle kegirangan langsung mengambil secarik kertas dan pulpen.

Rani ikutan excited sekarang. Dengan segera juga Ia melakukan hal serupa dengan suami nya itu.

Tak lama keduanya telah selesai dengan secarik kertas berisikan jumlah aset masing masing.

"Waw ternyata banyak ya." Seru Rani.

"Beda satu doang. Kamu gak mau nambah bikin apa lagi gitu biar jumlahnya sama?" Tanya Chenle.

Rani berpikir sejenak lalu mengangguk.

"Bikin pusat rehab ah sekalian rumah sakit nya gitu." Katanya.

"Impian kamu tuh kan." Sahut Chenle sambil mengelus puncak kepala Rani.

Rani mengangguk.

Fokus Rani teralih lantaran ponsel nya terus bergetar karna notifikasi pesan yang masuk. Di raihnya ponsel tersebut lalu membuka pesan yang ternyata berasal dari grup perempuan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Husband | Chenle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang