Part 2 | Keluar bersama?

1.1K 121 9
                                    

"Pagi pak"
"Pagi pak"
"Pagi pak"

Semua orang di kantor mengucapkan kalimat yang sama ketika berpapasan dengan Tay.

Ya! CEO perushaan ini dipegang oleh seorang Tawan Vihokratana. Sosoknya yang tenang dengan tatapan yang tajam mampu membuat lawan mainnya terpesona. Tay memiliki sifat yang dingin serta sangat serius jika di kantor. Tay memiliki kepribadian yang sangat tidak bisa ditebak, pola pikirnya sangat random.

Tay juga memiliki kepribadian yang dingin, maka tak heran jika ia jarang bahkan tidak pernah tersenyum selama bekerja.
.

'tok tok tok'

Tidak ada jawaban dari dalam ruangan itu. Tanpa basa-basi New mendorong pintu ruangan dan melihat sosok Tay sedang tertidur di bangku kerjanya. New langsung meletakkan berkas yang dibawa dan segera pergi dari ruangan menyeramkan ini.

"Tunggu" ucapnya tenang
New langsung menghenikan langkahnya dan berbalik. Wajahnya seketika menjadi pucat dan jantungnya berdebar dengan cepat.

"Ada urusan apa?" Tetap dengan posisi mata terpejam dan tangan didepan dada.

"Umm saya membawa berkas yang perlu bapak tanda tangani"

Tay membuka matanya dan menatap New. New membalas tatapan tajam lelaki di depannya itu.

Sejenak suasana ruangan itu menjadi begitu hening sejak kontak mata antara Ceo dan staff ini terjadi. Entah mengapa keringat New seketika bercucuran padahal posisinya saat ini New hanya mengantarkan berkas, New tidak melakukan kesalahan apapun hari ini atau tepatnya belum melakukannya.
Dengan sikap yang sangat tenang Tay membuka berkas itu dan menandatangi berkas itu.

Tay berjalan mendekati New dan New berusaha untuk mundur.

'Sial' New tersudut, ia tidak bisa mundur lagi karna ia sudah benar-benar menempel di daun pintu.

Wajah Tay mendekat dan hembusan nafas yang tenang menerpa wajah New. Newh hanya bisa memejamkan matanya berharap orang didepannya ini tidak melakukan hal kurang ajar.

"Terimalah" bisik Tay

New masih memejamkan matanya. Ia masih menelaah apa yang pria itu baru saja ucapkan.

'Terima? Terima apa? Apa aku melakukan kesalahan?' batin New
Tay mengambil tangan New dan memberikan berkas itu. New seketika membuka matanya dan ia merasa sangat malu. Kini wajahnya berubah menjadi merah padam.

Karna urusan New sudah usai dan New merasa sangat tidak nyaman berada di ruangan ini. New langung berpamitan.
Senyum kecil Tay tercipta ketika New menghilang dari balik pintu.
.
.
Jam menunjukkan pukul 17.00, New segera bergegas merapikan mejanya. Pikirnya setelah ini ia akan pulang dan tidur hingga esok pagi karna semua pekerjaan sudah New selesaikan di kantor hari ini.

"Kau mau kemana?"

Sebelum New benar benar keluar dari kantor, namanya dipanggil oleh seseorang. New membalikkan badan dan menemukan sesosok yang paling ia benci selama ia bekerja di kantor ini.

Sosoknya yang sangat sombong dengan wajah yang dingin dan taapannya yang sangat tajam.

Lihatlah bahkan setelah ia memanggil, ia hanya memandang New. Oh ayolah! New hanya ingin pulang dan tidur, New sangat lelah hari ini.

Keadaan lobby saat ini benar benar sepi hanya menyisakan suara hujan yang terdengar samar-samar.

Suasana semakin hening karna Tay hanya menatap new dan mempertahankan keheningan lobby ini.

"Saya ingin pulang" New menatap mata lelaki itu.

Lelaki itu tidak bergeming dari tempatnya dan raut wajahnya tetap sama, "Temani saya."

CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang