Part 3 | Menginap

1K 100 7
                                    

Tay mengangkat tubuh New seperti koala. Membaringkan tubuh itu diatas kasur nya melepaskan sepatu New. Tay keluar kamar menuju dapurnya, tak lama Tay kembali membawa baskom dan juga handuk kecil. Dibukanya satu persatu kancing baju milik New.

"nghh"

Tay mulai membersihkan badan New, mulai dari wajah hingga kaki.

'lihatlah tubuh mungil ini, bukankah sangat menggemaskan?' ucap Tay dalam hati.

"arghh" Tay mengacak rambutnya frustasi dan pergi menuju kamar mandinya. Setelah menyelesaikan acara mandi tujuh kembangnya Tay langsung tidur disamping New.
.
.
.
"nghhh" suara parau New terdengar ditelinga Tay yang kini sedang asik bermain dengan pipi cubby itu.

(bayangin ae sendiri lah ya si Tay mainan pipinya New)

New terlonjak dari tidurnya dan langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Tay. Sedangkan Tay hanya menunjukkan senyum kecilnya dan meninggalkan New.

"CEPATLAH MANDI ATAU KAU AKAN TERLAMBAT KE KANTOR!!" Teriak Tay setelah keluar kamar.

New melihat jam di tangannya.

"ASTAGA" New langsung pergi menuju kamar mandi. Bahkan dia masih belum sadar dimana dia sekarang berada. Yang terpenting dipikirannya ialah bergegas mandi dan pergi ke kantor.

'tunggu, lalu aku pakai baju apa?' batin new.

New melihat ada sepasang jas dan celana berwarna hitam.

'apa ini untukku?' tanya New dalam hati

'ah masa bodoh, persetan ini untuk siapa selagi cocok untukku kenapa tidak'

New memperhatikan dirinya di depan cermin.

"apakah sudah selesai berdandannya?"
Suara itu mengagetkan New.

"su-sudah" New menunduk malu

"Cepat turun dan makan sarapanmu dulu setelah itu kita berangkat ke kantor!" Perintah Tay

New hanya mengangguk paham dan segera turun untuk makan.

Di meja makan kini hanya ada New yang sibuk dengan makanannya dan juga Tay yang sibuk dengan berkas-berkas pentingnya.

Tak beberapa lama akhirnya mereka berangkat ke kantor. Jalanan memang sedikit macet dan juga langit terlihat lumayan gelap.

Dan benar tak beberapa lama hujan deras mengguyur kota itu.

"Apakah kau ingin tetap disini menungguku membukakan pintu untukmu tuan New?"

Perkataan itu sontak membuat New langsung bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam kantor.

Acuh terhadap semua karyawan, New bergegas menuju meja kerjanya.

Orang-orang kantor memang sedang ramai karna kejadian pagi tadi. New sempat mendengar sekilas namun segera pegi dan berushaa New abaikan. Biarkan orang-orang itu berasumsi seperti pikiran mereka, selagi tidak mengganggu hidupnya maka New akan bersikap acuh.

"New"

"yaa?" New hanya bergumam sebagai jawaban namun wajahnya tetap menatap layar computer itu.

"Bisakah kau menghantarkan berkas ini ke ruangan Mr. Tay Tawan?"

Gerakan tangan New terhenti dan langsung menatap orang di sampingnya.

"K-ke ruangan siapa?" New memastikan

" Mr. Tay Tawan, CEO kita" ucap lelaki itu sekali lagi.

"Tidak bisakah kau meminta tolong pada yang lain?"

CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang