Pagi yang lumayan gelap. Awan abu-abu sepertinya enggan untuk beranjak dari tempatnya. Sang mentari pun mengalah untuk sementara. Hiruk pikuk kehidupan kota di pagi hari sudah sangat tidak asing bagi New. Bising klakson yang terus bersambungan antara satu kendaraan dengan kendaraan lain. Disinilah New, didalam bus duduk disamping kaca jendela. Memandang satu persatu kendaraan yang lalu lalang di depan matanya.
“Permisi, apakah tempat ini kosong?” Seorang wanita paruh baya bertanya kepada New.
New bergeming, wajahnya menoleh kearah sumber suara. Memandang wanita paruh baya itu. Tak berniat mengeluarkan suara sedikit pun, New hanya mengangguk dan kembali memandang jendela luar.
Wanita tua itu tersenyum manis, lalu mendudukkan diri di kursi samping New.
Suasana kembali hening namun tak bertahan lama karena wanita tadi kembali bersuara, “Kau tau, kau mirip sekali dengan cucuku. Sikap dinginmu sama persis dengan sikapnya. Dulu cucuku pernah menghiraukanku entah mengapa dia enggan untuk berbicara dengan ku. Setiap pertanyaan yang ku lontarkan hanya dijawab dengan anggukan atau gelengan kepala. Namun tak kusangka, keesokan harinya cucuku tiada-
New seketika tersentak, dadanya seketika terasa sesak. Tubuhnya panas dingin secara mendadak.
-Aku hanya bercanda anak muda. Jangan terlalu dipikirkan” Wanita tua itu melanjutkan perkatannya.
New membenarkan posisi duduknya. Bus yang ia tumpangi hampir sampai ke tempat tujuannya.
“Permisi nek”
“Nenek? Jangan panggil aku nenek. Aku masih umur 50 an” Wanita tua itu tersenyum.
New hanya membalas dengan senyuman kecil. Lalu beranjak kearah pintu bus.
“Harimu akan bahagia anak muda. Teruslah berusaha karena impianmu tinggal selangkah lagi” Ucap wanita itu sebelum New benar-benar keluar dari bus.
“Dasar odgj” Ucap New setelah turun dari bus.
“Aku bukan ODGJ anak muda” Sebuah teriakan didapati oleh New.
‘WANITA GILA ITU? APA AKU BERBICARA TERLALU KERAS?’ Rutuk New dalam hati
“Sudah kubilang aku tidak gila anak muda. Dan ya, bicaramu keras sekali” Teriakan itu sekali lagi menusuk gendang telinga New.
Tubuh New seketika bergidik ngeri. Tanpa menoleh kearah bus, New langsung pergi menuju kantornya.
Hari ini, kehidupan kantor seorang New lumayan tenang. Tak ada gangguan dari makhluk astral maupun makhluk jadi-jadian. Awan abu-abu masih juga tak berpindah dari posisinya, bahkan warnanya berubah menjadi lebih gelap. Bisa New lihat bahwa angin berhembus kencang. Hawa dingin bisa New rasakan menerpa kulitnya.
Kringg…kring…kring…
Deringan telepon mengalihkan atensi New. “Halo”
“Kau dimana?” Suara yang sangat familiar ditelinga New. Tay.
“Di rumah” Jawab New asal.
“Bukankah harusnya kau kerja?”
“Siapa kau menyuruhku bekerja?” Ini gila. New benar-benar gila. Bahkan orang disekitar New yang tak sengaja mengupin pembicaraan ini langsung bergidik ngeri karena keberanian New. Bahkan mereka hanya berani diam karena sang lawan bicara New berada di ruangan yang sama dengan New.
“Apakah kau benar sedang dirumah?”
“Seperti yang ku katakan tadi”
“Lalu siapa yang kulihat sedang menatap langit gelap saat ini?”
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO
Teen FictionSeorang Tay Tawan CEO tampan yang diam diam menyukai seorang New Thitipoom staff biasa. Tay melakukan segala cara untuk mendapatkan cinta pertamanya. Sedangkan New? New hanyalah staff biasa namun ia sangat disiplin dalam pekerjaannya. New adalah ora...